Bank Syariah Indonesia Target Pembiayaan Rp272 Triliun di 2025

Bisnis.com,28 Jan 2021, 08:52 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama I Ngatari dan Wakil Direktur Utama II Abdullah Firman Wibowo berpose dalam sesi foto usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12/2020). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk., bank hasil merger, menargetkan pembiayaan yang disalurkan dapat tumbuh di atas 70% dalam lima tahun mendatang.

Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan pemerintah melalui Kementerian BUMN memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi bank syariah di Indonesia.

Tujuan tersebut diwujudkan melalui penggabungan bank syariah milik BUMN. Penggabungan tersebut akan menciptakan bank syariah terbesar di Indonesia yang berdaya saing global dan memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.

Selain itu, merger akan menghasilkan bank syariah dengan produk konsumer yang beragam didukung oleh kemampuan teknologi yang terbaik untuk menyediakan pelanggan dengan pengalaman perbankan digital yang lebih baik.

Lebih lanjut, bank syariah akan didukung dengan jaringan yang luas lebih dari 1.200 cabang yang akan cukup untuk melayani permintaan nasabah. Bank syariah juga akan memiliki neraca dan kinerja keuangan yang baik, dengan target Rp272 triliun pembiayaan pada 2025 dan pendanaan Rp336 triliun pada 2025.

Per Desember 2020, tiga bank syariah BUMN peserta merger tersebut mencatat total pembiayaan mencapai Rp156,51 triliun. Dengan demikian, pembiayaan ditargetkan mampu tumbuh 73,80% dalam lima tahun mendatang.

Adapun total aset hingga akhir tahun lalu sebesar Rp239,56 triliun. Dana pihak ketiga mencapai sebesar Rp209,98 triliun.

Selanjutnya, modal tiga bank syariah milik negara itu senilai total Rp22,61 triliun. Serta, laba bersih yang dibukukan senilai total Rp2,19 triliun. Dia menambahkan pendapatan signifikan dan sinergi biaya ke depan yang akan memberikan hasil kontribusi positif bagi pertumbuhan Bank Syariah Indonesia.

"Yang menarik harga saham BRIS saat IPO Rp510, sedangkan pada 21 Januari 2021 kemarin Rp3.480. Market Cap BRIS saat IPO Rp4,9 triliun dan pada 21 Januari 2021 menjadi RP34,45 triliun. Kekayaan pemegang saham bertambah 6 kali lipat dari pada saat IPO," katanya dalam diskusi yang digelar Rabu Hijrah, Rabu (28/1/2021) malam.

Diketahui, proses penggabungan melibatkan PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Mandiri Syariah.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. akan menjadi nama baru PT Bank BRIsyariah Tbk., sebagai bank penerima hasil penggabungan. Bank Hasil Penggabungan akan berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode BRIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini