Stok Batu Bara Pembangkit Tipis, Pemerintah Pastikan Tak Ada Pemadaman Listrik

Bisnis.com,28 Jan 2021, 03:15 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tidak ada pemadaman listrik, menyusul menipisnya pasokan batu bara di sejumlah pembangkit listrik PLN akibat cuaca esktrem.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya agar pasokan listrik tetap terjaga.

"Insya Allah tidak ada [pemadaman listrik].  Dari sisi pemasok, ada beberapa produsen batu bara yang pasok melebihi kewajiban DMO [domestic market obligation].  Artinya, berkomitmen tinggi, saya yakin tidak ada krisis seperti itu," kata Rida dalam konferensi pers, Rabu (27/1/2021).

Rida mengungkapkan bahwa cuaca esktrem telah menyebabkan produksi hingga pengiriman batu bara dari lokasi tambang di Kalimantan ke lokasi pembangkit di Jawa menjadi terganggu.

Stok batu bara di sejumlah PLTU di Jawa-Madura-Bali (Jamali) terus menipis dan berada di bawah batas normal 15 hari dengan berbagai status, mulai dari siaga, darurat, hingga kritis. Sekitar 12 gigawatt (GW) PLTU, cadangan operasinya berada di bawah 10 hari.  

Dengan kondisi ini, menurut Rida, cadangan daya atau reserve margin sistem kelistrikan di Jamali berada di bawah normal, yakni hanya sekitar 10-11 persen per 25 Januari 2021.  

Adapun beban puncak di sistem Jamali rata-rata sebesar 25 GW.  Dari jumlah tersebut, 65 persennya atau sekitar 16 GW dikontribusikan dari PLTU, baik yang dikelola oleh PT PLN (Persero) maupun produsen listrik swasta (IPP).

Untuk memitigasi kendala pasokan batu bara, pemerintah telah menyiapkan sejumlah upaya, antara lain menjaga keandalan pembangkit, meminta IPP yang memiliki stokpile batu bara yang lebih besar dari PLN untuk memaksimumkan produksi listriknya, dan mengatur produksi listrik pembangkit berdasarkan ketersediaan stok batu bara.

Kemudian bila stok batu bara semakin menipis, PLN diminta untuk memaksimumkan penggunaan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Namun, bila pasokan dari pembangkit gas masih belum memenuhi permintaan listrik, pemerintah terpaksa menggunakan pembangkit berbahan bakar minyak (BBM).  

Kementerian ESDM juga meminta agar jadwal perawatan pembangkit ditunda agar tidak mengurangi kapasitas PLTU.

Selain itu, untuk mengantisipasi kendala pasokan batu bara dari Kalimantan Selatan, pemerintah juga mencari alternatif pasokan batu bara dari Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan.  

"Kami berusaha sekuat mungkin agar listrik tetap terus menyala," kata Rida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini