Kinerja Bank Mandiri BMRI Terpuruk, Pengamat: Ada Peluang Membaik 2021

Bisnis.com,28 Jan 2021, 19:27 WIB
Penulis: M. Richard
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. di Jakarta, Kamis (4/7). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat memandang pencapaian kinerja PT Bank Mandiri masih relatif stabil, walau laba terpangkas. Potensi peningkatan kinerja pun dinilai cukup tinggi meski baru dapat dimulai pertengahan awal tahun ini.

Adapun, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih Rp17,11 triliun untuk tahun buku 2020. Hal ini didorong oleh pendapatan bunga yang terjaga serta fee based yang meningkat.

Percetakan laba tersebut terpangkas 37,71% secara tahunan. Pendapatan bunga bersih terpangkas 5,27% secra tahunan menjadi Rp58,02 triliun, sedangkan fee based income terkerek 4,92% secara tahunan menjadi Rp28,69 triliun.

Penyaluran kredit perseroan tahun lalu terkontraksi 1.61% secra tahunan. Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiha (DPK) Bank Mandiri secara konsolidasi pada akhir 2020 tercatat tumbuh 12,24% yoy.

Senior Faculty LPPI Moch Amin Nurdin mengatakan peforma kinerja 2020 BMRI masih tergolong stabil di tengah kinerja ekonomi yang tertekan.

"Kalau perolehan kinerjanya segitu, ya masih sangat wajar. Bahkan masih sangat stabil, dengan kualitas kredit terjaga" katanya, Kamis (28/1/2021).

Dia menyampaikan perseroan memiliki ruang yang cukup untuk mengakselerasi kinerja fungsi intermediasi pada tahun ini.

Meski tidak cepat, tetapi segmen UMKM dan konsumsi dapat bangkit lebih cepat mendorong kinerja perseroan. Anak usaha seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. dan PT Bank Mandiri Taspen juga mampu menggarap segmen ritel yang juga mampu mendorong kinerja perseroan.

Amin pun berpendapat perseroan juga juga perlu mempercepat digitalisasi khususnya di segmen korporasi. Penyaluran pembiayaan di segmen ini harus sudah menggunakan sistem big data dan kecerdasan buatan agar akselerasi kredit ke depannya jauh lebih cepat dan berkualitas.

Terpisah, Direktur PT Anugerah Mega Investama sekaligus dosen FEB Trisakti dan MET Atmajaya Hans Kwee menyebutkan proses restrukturisasi perseroan berjalan cukup mulus tahun lalu.

Penurunan laba pun bukan menjadi sentimen negatif berlebihan karena mitigasi risiko perseroan berjalan cukup baik. "Tata kelola risiko berjalan cukup baik, ada juga relaksasi dari otoritas pengawas." sebutnya.

Tahun ini, dia mengatakan perseroan perlu meningkatkan kinerja fungsi intermediasi secara terukur. Terlebih sentimen positif di pelaku usaha sudah mulai membaik pada awal tahun ini seiring dengan distribusi vaksin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini