Meski Pandemi, Permintaan Minyak Mentah Global Diperkirakan Naik Tahun Ini

Bisnis.com,28 Jan 2021, 09:39 WIB
Penulis: Newswire
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Distribusi vaksin yang lebih cepat dan prospek pemulihan ekonomi diperkirakan mendorong permintaan minyak mentah global tahun ini.

Proyeksi ini diungkapkan oleh Wood Mackenzie dalam risetnya. Lembaga konsultan asal Inggris ini memperkirakan permintaan minyak naik hampir tujuh persen menjadi rata-rata 96,7 juta barel per hari (bph) pada 2021, naik 6,3 juta barel per hari dari tahun lalu ketika pandemi Covid-19 menyebabkan guncangan permintaan minyak.

"Perkiraan jangka pendek kami mengasumsikan distribusi vaksin dipercepat hingga 2021 dan didukung oleh pertumbuhan yang diharapkan 5,0 persen dalam PDB global, menurut prospek ekonomi makro kami, menyusul kontraksi ekonomi global 5,4 persen tahun lalu," kata wakil presiden Wood Mackenzie Ann-Louise Kittle, seperti dikutip Antara, Kamis (28/1/2021).

Kittle melanjutkan, kecepatan dan kekuatan pemulihan permintaan minyak global akan bergantung pada kecepatan distribusi vaksin Covid-19 dan pemulihan ekonomi global.

Dalam hal pasokan, WoodMac memperkirakan produksi minyak dari 48 negara bagian AS berkurang sekitar 500.000 barel per hari tahun ini, moderat dari penurunan tahun lalu.

Aktivitas rig diperkirakan akan terus meningkat tetapi sebagian besar tingkat pemulihan akan bergantung pada harga minyak dan kesediaan industri untuk membelanjakan kembali pada pertumbuhan volume.

Ia menambahkan bahwa keputusan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ akan menjadi ketidakpastian yang sangat besar.

“Dapatkah OPEC+ menegosiasikan kesepakatan setiap bulan dan tetap berkomitmen untuk membatasi produksi? Beberapa pembatasan produksi diperlukan pada 2021 untuk keseimbangan pasar, tetapi kepatuhan bisa berkurang dengan pemulihan permintaan,” kata Kittle.

Namun, Woodmac memperkirakan tingkat pemanfaatan kilang-kilang tahun ini diperkirakan akan tetap rendah meski ada potensi peningkatan permintaan minyak. Hal ini dipicu oleh pandemi yang sedang berlangsung, pengurangan produksi OPEC+ dan penambahan kapasitas baru.

Lebih dari satu juta barel per hari kapasitas penyulingan akan diselesaikan tahun ini di Timur Tengah dan Asia, yang dapat mengancam rasionalisasi penyulingan lebih lanjut.

Kilang-kilang di bawah ancaman penutupan dapat menggunakan kembali fasilitas tersebut untuk menghasilkan energi terbarukan cair alih-alih mengubahnya menjadi terminal, yang dapat membantu tujuan perusahaan minyak untuk mencapai netralitas karbon.

Sementara itu pada perdagangan hari ini, harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret 2021 melemah 0,25 persen atau 0,13 poin ke level US$52,72 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 09.26 WIB.

Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2021 tercatat turun 0,29 persen atau 0,16 poin ke level US$55,65 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini