Warga Cirebon yang Menjadi Korban Aksi Terorisme Dapat Kompensasi dari LPSK

Bisnis.com,29 Jan 2021, 16:17 WIB
Penulis: Hakim Baihaqi
LPSK memberikan kompensasi kepada puluhan warga Cirebon yang menjadi korban aksi terorisme di Masjid Az Zikra Polres Cirebon Kota dan Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya.

Bisnis.com, CIREBON - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan kompensasi kepada puluhan warga Cirebon yang menjadi korban aksi terorisme di Masjid Az Zikra Polres Cirebon Kota dan Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya.

Kepala LPSK Hasto Atmojo Suroyo mengatakan jumlah korban yang diberikan kompensasi tersebut sebanyak 30 orang, sebagian besar merupakan korban aksi terorisme di Mapolresta Cirebon 10 tahun lalu.

"Sebagian lagi, merupakan korban aksi terorisme di Surabaya tiga tahun lalu yang merupakan warga Cirebon," kata Hasto saat ditemui Mapolres Cirebon Kota, Jumat (29/1/2021).

Jumlah kompensasi yang dibayarkan oleh LPSK kepada 30 korban tersebut yakni Rp3,81 miliar.

Hasto menyebutkan, jumlah kompensasi yang diterima setiap korban berbeda. Dalam kejadian tersebut, ada korban meninggal dunia, luka berat, sedang, hingga ringan.

Proses pencairan dana kompensasi dari negara yang dititipkan kepada LPSK ini berlangsung selama hampir 10 tahun.

"Korban lainya yang saat ini belum mendapat kompensasi, diminta segera menghubungi BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris). Setelah ada ketetapan, bapak. Dan ibu bisa menghubungi LPSK," katanya.

Aksi terorisme di Mapolres Cirebon Kota terjadi pada Jumat (25/11/2011) sekira pukul 12.15 WIB saat hendak dilaksanakan salat Jumat. Peristiwa itu mengakibatkan, 25 orang terluka dan pelaku pengeboman tersebut tewas di tempat.

Sedangkan aksi terorisme di Surabaya, terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela tepatnya di depan gereja. Kejadian tersebut, mengakibatkan enam orang tewas.

Justian Surjadi, anak kandung dari salah satu korban aksi terorisme di Surabaya ini menyebutkan, ibu kandungnya itu bertolak dari Cirebon ke Surabaya untuk menghadiri pameran batik.

Di sela acara pameran batik, ibu kandung Justian menyempatkan untuk beribadah di Gereja Santa Maria Tak Bercela, namun sayang bom meledak dan langsung menewaskan.

"Mamah sama teman lagi di Surabaya. Bom yang meledak itu sangat dekat," katanya.

Justian mengaku, kalau ia sudah bisa menerima kejadian nahas tersebut, karena menurutnya hal itu merupakan kejahatan murni, bukan atas nama agama.

"Awalnya marah, tapi sekarang sudah tidak," katanya. (K45)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini