Disbun Jabar Minta Petani Antisipasi Musim Hujan Berkepanjangan

Bisnis.com,29 Jan 2021, 16:07 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, BANDUNG — Dinas Perkebunan Jawa Barat meminta petani mengantisipasi musim hujan berkepanjangan yang bisa melahirkan kerugian besar.

Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Hendy Jatnika mengatakan musim hujan yang terjadi saat ini merupakan siklus yang normal. Pihaknya menilai hujan saat ini masih dalam siklus normal yang kerap terjadi setiap tahun.

"Nah sekarang periode hujan sampai Februari. Nanti yang khawatir itu kalau sampai Maret masih hujan terus hujan berkepanjangan itu yang mengkhawatirkan," katanya Jumat (29/1/2021).

Di sektor perkebunan sendiri, bulan Januari ini memasuki musim tanam. Biasanya setelah musim hujan usai, maka tanaman tersebut bakal mengeluarkan bunga hingga akhirnya berbuah.

Hanya saja, yang menjadi perhatian pihaknya jika terjadi anomali, misalnya saat memasuki musim kemarau masih terjadi hujan.

"Itu yang yang bisa merugikan di berbagai komoditas tidak hanya di perkebunan tapi pertanian lain," ungkap dia.

Dia memaparkan sejumlah penyakit yang berpotensi terjadi pada komoditas perkebunan pada musim hujan ini. Di antaranya jamur dan bakteri mengingat dalam kondisi lembah.

"Mereka [petani] sudah dikasih bimbingan sejak lama [untuk mengantisipasi]," katanya.

Di samping itu, yang paling rawan terjadi di musim hujan yaitu berkembangnya penyakit tanaman, seperti cacar daun di tanaman cengkeh, karat daun di tanaman kopi. Khusus cacar daun, dapat juga terjadi di tanaman teh.

"Kelembaban tinggi jadi mudah menyebar penyakitnya baik virus ataupun bakteri yang menyebabkan penyakit tanaman," katanya.

Mengingat di Jabar sendiri rawan terjadi bencana khususnya pada musim hujan, Hendy juga menyebutkan sejumlah kendala yang diakibatkan jika terjadi longsor dan banjir.

"Kalau longsor itu biasanya bermasalah dengan akses petaninya. Kalau banjir biasanya kalau di Jabar hanya satu dua hari saja, nanti juga biasa lagi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini