Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. optimistis kinerja penyaluran kredit mampu tumbuh di kisaran 7% pada tahun ini.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan kondisi ekonomi sudah mulai membaik sejak akhir tahun lalu. Daya beli masyarakat sekaligus konsumsi masyarakat mulai membaik dan akan cepat mendorong kinerja ekonomi dan fungsi intermediasi.
"Kami melihat sinyal pemulihan sejak kuartal keempat tahun lalu. Tahun ini kami cukup optimistis. Tentu secara korporasi masih fokus pada segmen mikro. Pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 6% hingga 7%," katanya dalam paparan kinerja 2020 BRI, Jumat (29/1/2021).
Dia melanjutkan loan to deposits ratio (LDR) juga akan tetap terjaga di kisaran 85%.
Sementara itu, margin bunga bersih (net interest margin) juga akan semakin meningkat tahun ini di kisaran 6,5%. Efisiensi beban dana akan menjadi pendorong utama perseroan untuk dapat kembali meningkatkan pendapatan bunga bersih.
Di luar itu, Viviana menyampaikan kontribusi pertumbuhan dari fee based income (FBI) juga akan diperkirakan akan tetap baik tahun ini, yakni sekitar 8%.
"Untuk NPL (nonperforming loan), kami masih monitor dengan ketat. Progres restrukturisasi yang kami bawa dari 2020, tapi plus minus NPL akan kami jaga di 3%," sebutnya.
Hingga akhir Desember 2020, secara konsolidasian BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen year on year (yoy).
Angka ini jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit nasional di tahun 2020 yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada dikisaran minus 1 hingga 2 persen.
Tercatat kredit mikro BRI tumbuh double digit sebesar 14,18 persen, kredit kecil dan menengah tumbuh 3,88 persen dan kredit konsumer tumbuh 2,26 persen.
Kinerja positif tersebut berdampak pada peningkatan porsi atau portofolio kredit UMKM BRI yang menyentuh angka 82,13 persen dari total seluruh kredit BRI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel