Intiland Hentikan Bangun Tower, Minta Dukungan Pemerintah untuk Properti

Bisnis.com,31 Jan 2021, 16:38 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
CEO PT Intiland Development Tbk Hendro Gondokusumo (dari kanan) bersama Direktur Archied Noto Pradono, dan Wakil Presiden Direktur Suhendro Prabowo mengamati jaringan moda transportasi berbasis rel terbaru, usai RUPST perseroan, di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) menyebutkan untuk 2021 menghentikan proyek pembangunan gedung tinggi (high rise).

CEO Intiland Development Hendro Gondokusumo menyebutkan dalam diskusi daring, Sabtu (30/1/2021) pihaknya selalu dinamis mengikuti perkembangan pasar. Dia menjanjikan bahwa Intiland selalu dapat menawarkan produk yang cocok dengan permintaan konsumen pada masa pandemi.

Adapun, pada tahun ini Intiland disebut akan fokus menggarap produk rumah tapak dan menghentikan sementara pembangunan gedung tinggi (high rise).

Pasalnya, permintaan disebut lebih banyak berasal dari rumah tapak karena masyarakat menghindari interaksi dengan banyak orang.

Direktur Intiland Development Archied Noto Pradono menambahkan bahwa pendekatan itu akan disesuaikan setelah pandemi Covid-19 merebak pada 2020.

Setidaknya dalam 1—2 tahun ke depan, DILD akan menunda pembangunan proyek gedung tinggi dan hanya akan menawarkan produk apartemen yang sudah ada dalam persedian.

Sementara itu, perseroan bermaksud menambah produk rumah tapak yang lebih banyak diminati.

“Dalam 2 tahun ini kan tema kami MRT (Moda Raya Terpadu), makanya banyak di high rise. Tapi belakangan ini karena Covid-19 orang jarang pakai transportasi publik, jadi kami mundur dulu. Sekarang lebih banyak landed house,” jelas Archied.

 

DUKUNGAN PEMERINTAH

Sementara itu Hendro juga menekankan industri properti merupakan salah satu sektor yang dapat menggerakkan ratusan sektor lain dalam waktu bersamaan. Untuk itu dia meminta pemerintah menjadikan properti sebagai industri strategis.

“UMKM di industri properti sangat besar. Industri properti bisa menggerakkan 175 industri. Kalau properti mati, industri lainnya juga [akan tersendat],” kata Hendro.

Dia menunjukkan bahwa pengerjaan bangunan secara keseluruhan digerakkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Di negara-negara tetangga, sektor properti bahkan berkontribusi hampir 20 persen terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) seperti di Malaysia, Singapura, dan Thailand.

“Misalnya Intiland membuat gedung tinggi, semua yang kerja itu adalah tukang bukan yang berdasi yang menjadi tukang di sana,” tutur Hendro.

Pendiri Intiland meminta pemerintah jangan melihat perusahaan properti sebatas aset. Perusahaan properti membutuhkan bantuan pendanaan untuk melonggarkan aliran kas (cash flow) ketika penjualan terpukul akibat pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini