Bisnis.com, JAKARTA - Mirip dengan fintech pembayaran, dompet digital atau e-wallet pun menekankan pentingnya mulai semakin masif menggandeng merchant UMKM.
Fleksibilitas peran dompet digital, berguna terutama dalam pengenalan ekosistem digital dan literasi kepada UMKM yang masih awam.
"Digitalisasi bukan cuma tren karena masih baru, tapi karena ini penting untuk UMKM tidak tergantung lagi kepada konsumen-konsumen sekitar yang tahu tempat mereka. Fintech bisa memberikan kesempatan mereka untuk mendapatkan interaksi yang lebih dari itu," ungkap Co-Founder & CEO DANA Vincent Iswara dalam diskusi virtual.
Ini karena DANA bukan hanya onboarding UMKM ke ranah digital, namun juga menerapkan resep 3D, yaitu Didampingi, Diajarkan, dan Dipromosikan. Harapannya, para merchant UMKM yang telah bergabung bisa berkembang, dan memiliki pengetahuan lebih luas.
"Pengguna DANA itu luas, lebih dari 57 juta pengguna. Tujuannya kita ingin mereka semua tahu bahwa UMKM yang sudah digital ini sudah mampu loh, menggunakan dan memanfaatkan teknologi. Karena kita juga memberikan pelatihan gratis, seperti cara digital marketing, packaging yang lebih baik, manage inventory dan bisnis, serta cara memanfaatkan influencer dan memperluas komunitas," tambahnya.
Managing Director GoPay, dompet digital besutan Gojek, sekaligus Wakil Ketua Umum AFTECH, Budi Gandasoebrata mengungkap bahwa fleksibilitas fintech sebenarnya terbukti mampu berperan aktif dalam pemulihan ekonomi.
"Kita melihat fintech mulai terlibat dan digunakan untuk menyalurkan program bantuan pemerintah bagi masyarakat maupun UMKM selama masa pandemi Covid-19," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Budi menekankan bahwa AFTECH beserta para pengelola platform di dalamnya akan terus mendukung program pemerintah dalam peningkatan literasi keuangan digital, serta pengembangan ekonomi digital melalui pemanfaatan layanan.
Hal itu akhirnya menghadirkan kejelasan data para pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Sejauh ini, riset Badan Pusat Statistik bersama Kementerian Koperasi dan UMKM membuktikan dari 60 juta pelaku UMKM, yang telah berinteraksi dan memanfaatkan internet baru 11,9 persen.
Dari angka tersebut, pemanfaatan akses digital terbesar dimanfaatkan pelaku usaha dari sisi promosi (27 persen), penjualan produk (25,3 persen) akses informasi (23,1 persen), pembelian bahan baku (14,5 persen), dan pinjaman modal (9,04 persen).
Padahal, dari segi kesulitan akses dan hambatan dalam mengembangkan usaha 60 juta UMKM tersebut, terbesar masih didominasi pemasaran produk (22,9 persen), permodalan (22,4 persen), dan ekspansi menembus pangsa pasar baru (19,5 persen).
Artinya, apabila persentase UMKM yang memanfaatkan fintech bisa lebih besar lagi ke depannya, persentase kesulitan dan hambatan klasik para pelaku UMKM tersebut bisa lebih ditekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel