Output Manufaktur China Kembali Melambat pada Januari 2021

Bisnis.com,31 Jan 2021, 10:26 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Pekerja mengenakan masker di pabrik milik Yanfeng Adient Seating Co. di Shanghai, China, Senin (24/2/2020)./Bloomberg-Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Laju peningkatan output manufaktur China kembali melambat pada bulan Januari 2021, sedangkan aktivitas di  sektor jasa melambat ke angka terendah sejak Maret 2020.

Dilansir dari Bloomberg, Biro Statistik Nasional China (NBS) pada Minggu (31/1/2021) mencatat indeks manajer pembelian (purchasing managers’ index/PMI) sektor manufaktur turun menjadi 51,3 dari 51,9 pada Desember 2021.

Sementara itu, PMI non-manufaktur turun menjadi 52,4 dari 55,7 pada Januari. Angka ini adalah penurunan terbesar sejak Februari tahun lalu, ketika China melakukan lockdown untuk menahan penyebaran Covid-19.

Meskipun melemah, manufaktur China masih di atas ambang level 50 yang menunjukkan ekspansi aktivitas dari bulan sebelumnya.

Pemulihan China dari pandemi semakin cepat menjelang akhir tahun 2020, yang didorong oleh ledakan ekspor barang-barang medis dan elektronik.

Ekonom sebelumnya memperkirakan turunnya angka PMI menjelang liburan Tahun Baru Imlek di bulan Februari. Selain penurunan produksi musiman, pembatasan perjalanan yang ketat dan langkah-langkah pengendalian virus menyusul wabah Covid-19 baru-baru ini di China membuat banyak pekerja tidak akan melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman mereka.

Hal ini kemungkinan akan mengakibatkan turunnya laju pengeluaran masyarakat untuk pembelian hadiah dan makan di luar.

Ekonom Nomura Holdings yang dipimpin Lu Ting mengatakan langkah-langkah ini akan mengganggu pemulihan di sektor jasa, terutama industri perhotelan

“Namun, mereka mungkin memberikan sedikit dorongan untuk produksi industri dan konstruksi di China Selatan, karena pekerja akan tetap berada di tempat kerja," ungkap mereka dalam laporan yang dirilis sebelum data PMI, seperti dikutip Bloomberg.

Secara keseluruhan, langkah-langkah pengendalian Covid-19 yang kembali diterapkan di China akan menyeret pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini