Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. dinilai perlu memperhatikan pengelolaan sumber daya manusia dan sistem core banking selama masa konsolidasi.
Senior Faculty LPPI Moch. Amin Nurdin mengatakan kedua aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tren kinerja perseroan jangka panjang. Proses ini tergolong cukup rumit dan berpotensi menimbulkan gejolak internal yang signifikan.
"Dua aspek tersebut sangat perlu diperhatikan. Dalam periode konsolidasi satu tahun ini, kedua masalah tersebut perlu selesai, sehingga BSI bisa beroperasional secara efektif tahun depan," sebutnya, Senin (1/2/2021).
Dia menjelaskan sumber daya manusia BSI saat ini tergolong cukup besar. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, saat ini jumlah karyawan tetap ketiga bank tersebut sedikitnya 18.734 orang. Perinciannya, BSM sekitar 8.400 karyawan, BNI Syariah 5.723 karyawan (data per 2019), dan BRI Syariah 4.611 karyawan.
Jumlah tersebut akan dirasionalkan sesuai dengan peta jalan pengembangan bisnis ke depan.
"Kalau melihat kondisi bank yang paling siap, ya BSM tentu akan banyak mendominasi. Sementara yang lain bisa terkena dampak rasionalisasi. Apalagi kondisi ekonomi masih belum begitu besar dan efisiensi melalui digitalisasi pun akan memberi dampak pada SDM mana yang akan dipertahankan manajemen," jelasnya.
Dari sisi core banking, Amin menyampaikan BRI Syariah justru lebih siap. Lagi pula, perseroan merupakan surviving entity yang sudah cukup agresif dalam pengembangan digital beberapa tahun terakhir.
"Hanya, kompleksitas core banking ini sangat tinggi. Potensi gangguan dalam konsolidasi sangat tinggi. Manejemen perlu aktif mengkomunikasikan perkembangan core banking kepada nasabah secara berkala," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel