Kudeta Myanmar: Kondisi Suu Kyi Belum Diketahui

Bisnis.com,02 Feb 2021, 16:15 WIB
Penulis: Newswire
Aung San Suu Kyi/Reuters

Bisnis.com, SYDNEY -  Kondisi tokoh sipil Myanmar Aung San Suu Kyi hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti.

Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, serta para pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditangkap pada Senin (1/2) dini hari dalam kudeta oleh militer.  

Pihak militer tidak memberikan informasi di mana mereka ditahan atau bagaimana kondisi mereka.

Jalan-jalan di Myanmar sepi selama pemberlakuan jam malam untuk menghentikan penyebaran virus Corona.

Pasukan dan polisi anti huru-hara mengambil posisi di ibu kota, Naypyitaw, juga di kota pusat perdagangan utama, Yangon.

Pada Selasa (2/2/2021) pagi, sambungan telepon dan internet berjalan kembali tetapi tempat-tempat perbelanjaan yang biasanya ramai malah sepi. Bandara di pusat komersial Yangon ditutup.

Bank-bank mengatakan mereka akan buka kembali pada Selasa setelah menangguhkan layanan pada Senin.

Jenderal Min Aung Hlaing, yang hampir pensiun, menjanjikan pemilu yang bebas dan adil serta penyerahan kekuasaan kepada partai pemenang.

Namun, ia tidak memberikan kerangka waktu soal pelaksanaan janji tersebut.

Sebelumnya dalam pernyataan yang disiapkan untuk mengantisipasi penangkapannya, Suu Kyi menyerukan protes terhadap kediktatoran militer.

Dalam mengonsolidasikan kudeta, junta militer mencopot 24 menteri dan menunjuk 11 orang pengganti untuk mengawasi berbagai kementerian, termasuk keuangan, pertahanan, urusan luar negeri, dan dalam negeri.

Biksu Buddha Shwe Nya War Sayadawa, yang dikenal karena dukungannya yang terang-terangan kepada NLD, berada di antara mereka yang ditangkap pada Senin.

Biksu adalah kekuatan politik yang kuat di Myanmar, negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Salah satu keprihatinan utama para diplomat PBB adalah nasib Muslim Rohingya serta kelompok-kelompok etnis minoritas lainnya, yang diusir dari negara itu oleh militer dan tinggal di kamp-kamp pengungsi di negara tetangga.

Bangladesh, yang menampung sekitar satu juta orang Rohingya, menyerukan "perdamaian dan stabilitas".

Bangladesh berharap proses untuk memulangkan para pengungsi dapat bergerak maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini