Indonesia Ingin Kelola Industri Baterai Hulu Hingga Hilir, Kementerian Erick Thohir: Banyak yang Jegal

Bisnis.com,02 Feb 2021, 17:57 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Menteri BUMN Erick Thohir di Bali meninjau SPKLU PLN untuk pengisian energi mobil listrik./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Indonesia ingin menjadi pemain rantai pasok global untuk electronic vehicle battery (EV battery) mendapat banyak ganjalan termasuk upaya pelemahan dari negara-negara lain.

Wakil I Menteri BUMN Pahala Mansury menuturkan masyarakat dunia sudah bicara bahwa masa depan industri adalah baterai. Sementara, Indonesia punya potensi luar biasa menjadi momentum dapat menguasai secara terintegrasi value chain dari hulu ke hilir untuk industri besar dan sangat strategis di dunia ini.

"Negara lain juga selalu berupaya agar Indonesia tak kuat, bagaimana Indonesia tidak bisa menjadi pemain yang betul-betul menguasai sebuah industri yang sangat strategis di masa mendatang," ujarnya, Selasa (2/2/2021).

Menurutnya, Indonesia hanya mampu dengan bantuan seluruh pemangku kepentingan untuk benar-benar mengembangkan industri ini, termasuk seluruh regulator, BUMN, hingga masyarakat.

Adapun, kemitraan menjadi syarat mutlak yang tidak bisa dihilangkan dari dunia teknologi dan sarat investasi seperti industri baterai EV ini. Pemerintah terang Pahala, terus bekerja sama dengan pemain kelas dunia dan membangun komunikasi dan negosiasi dengan mitra-mitra tersebut.

Di sisi lain, dia juga agak tidak mengerti adanya pihak yang menghubungkan isu holding BUMN industri EV baterai ini dengan urusan politik.

"Semua orang di dunia sedang bicarakan masa depan itu baterai, jadi saya kalau mendengar ini terkait politik dan sebagainya, ini aduh kalau kami betul-betul yang terlibat sehari-hari tidak ada pikiran ke situ ya, dan kami minta bahwa jangan sampai kesempatan yang baik ini disia-siakan," urainya.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga menambahkan tak ada unsur politik dalam persiapan membangun industri EV baterai di Indonesia. Semua momentum merupakan bagian dari rangkaian proses yang sudah dilakukan sejak lama.

"Tahun 2023 sudah produksi, baterainya riil, kalau pakai motor listrik EV baterainya dari buatan indonesia, tidak ada politik. Transisi energi tujuannya, Indonesia sudah diakui dunia, kalau membuka situs Tesla, salah satu yang mereka buat sebagai harapan membangun join partner dengan PT Antam, tak mungkin main-main," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini