Industri Rantai Dingin Bisa Tumbuh 16 Persen, Ini Alasannya

Bisnis.com,02 Feb 2021, 18:32 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Ilustrasi: Cold storage/pwcold.com

Bisnis.com, JAKARTA – Supply Chain Indonesia (SCI) memperkirakan pertumbuhan industri rantai dingin di kisaran 12–16 persen sejalan dengan upaya industri untuk meningkatkan kualitas produks segar.

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan industri rantai dingin (cold chain) tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan industri rantai dingin di Indonesia diperkirakan sebesar 12–16 persen yang terjadi terutama karena upaya industri mengurangi tingkat kerusakan komoditas maupun tuntutan jaminan mutu produk.

Dia menjabarkan berdasarkan data organisasi pangan dan pertanian dunia atau FAO atau menyebutkan food losses and waste secara global sebesar 20 persen pada komoditas daging, 45 persen pada buah dan sayuran, serta 35 persen pada ikan dan seafood.

“Kami pun memperkirakan food losses & waste untuk buah dan sayuran di Indonesia pada tahapan pasca panen sekitar 10 persen dan distribusi sekitar 7,5 persen. Kerusakan sebesar itu mengurangi margin para pelaku usaha. Hal itu juga merugikan konsumen karena penurunan mutu dan kenaikan harga komoditas,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (2/2/2021).

Penerapan rantai dingin sangat penting karena food losses and waste terjadi pada semua tahapan, baik produksi, pasca panen, pengolahan, distribusi, dan konsumsi. Secara keseluruhan food losses and waste mencapai 50 persen yang sebagian besar terjadi pada tahap produksi dan pengolahan.

Setijadi menjelaskan peluang industri rantai dingin di Indonesia bisa dilihat antara lain dari data perbandingan antara ketersediaan cold storage dan jumlah penduduk. Di Indonesia, kapasitas cold storage sebesar 0,05 m3 per penduduk, sementara di India sebesar 0,10 m3 dan Amerika Serikat sebesar 0,36 m3 per penduduk.

Menurutnya, kebutuhan penguasaan rantai dingin juga terjadi dalam pendistribusian vaksin Covid-19 di Indonesia. Penanganan dan pendistribusian 600 juta dosis vaksin itu menjadi peluang dan tantangan bagi penyedia jasa logistik dan distribusi farmasi.

Selain itu, lanjutnya, kemampuan pengelolaan rantai dingin juga harus dimiliki perusahaan jasa logistik, pergudangan, dan transportasi semua moda. Perusahaan pengelola infrastruktur dan fasilitas logistik juga harus menguasainya, misalnya untuk penanganan reefer container di pelabuhan dan bandara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini