Imbal Hasil Produk Unit-Linked Asuransi Umum Masih jadi Pertanyaan

Bisnis.com,04 Feb 2021, 20:35 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Ilustrasi Unit Linked/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pemberian izin penjualan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi atau PAYDI bagi asuransi umum dinilai berpotensi meningkatkan kapasitas industri, termasuk bagi asuransi jiwa. Namun, nilai imbal hasil asuransi umum dari produk itu masih menjadi pertanyaan.

Pengamat asuransi dan pengajar Sekolah Tinggi Asuransi Trisakti Azuarini Diah menilai bahwa tidak akan terjadi persaingan antara asuransi jiwa dan umum saat keduanya memasarkan PAYDI atau unit-linked. Kedua sektor itu memiliki perlindungan dan rider yang berbeda meskipun sama-sama menjual unit-linked.

Dia justru menilai penjualan unit-linked oleh asuransi umum dapat membuat kapasitas industri asuransi meningkat. Penetrasi asuransi pun dapat bertambah karena nasabah asuransi umum dapat melengkapi proteksinya dengan investasi.

"Akan muncul berbagai kolaborasi, jadi bagus karena memakan kue yang ada sehingga penetrasi di market jadi lebih besar, karena yang di [asuransi] umum bisa menjual unit-linked," ujar Azuarini kepada Bisnis, Kamis (4/2/2021).

Dia pun menilai bahwa penjualan unit-linked oleh industri asuransi kerugian dapat membawa efek positif bagi pasar modal karena penempatan investasi akan bertambah. Namun, hal itu bergantung kepada ketentuan otoritas dan kebijakan perusahaan terkait investasi PAYDI.

Di sisi lain, Azuarini masih mempertanyakan kinerja investasi dari unit-linked di asuransi umum. Perbedaan rider dalam produk asuransi dan masa pertanggungan asuransi umum yang relatif lebih pendek dapat membuat kebijakan investasi asuransi umum dan jiwa tidak sama.

"Cuma, yang jadi pertanyaan hasil investasinya lebih bagus mana? Umum atau jiwa? Basic-nya, investasi makin panjang itu makin untung, tapi ini belum kelihatan," ujarnya.

Penjualan unit-linked itu pun diharapkan dapat menumbuhkan penjualan asuransi umum, khususnya setelah menghadapi tekanan akibat pandemi Covid-19. Lini bisnis utama asuransi umum, yakni asuransi properti dan kendaraan bermotor terkena pukulan telak pada 2020 lalu dan masih berupaya pulih.

"Asuransi umum butuh produk baru, cara menjangkau masyarakat yang baru," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini