Dapen Pertamina Divestasi Rp66,5 Miliar Saham Elnusa (ELSA)

Bisnis.com,05 Feb 2021, 18:55 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Kru Kapal Elsa Regent milik PT Elnusa Tbk (ELSA) yang digunakan untuk survei seismik 2D dengan menggunakan teknologi 2D seismic marine broadband dan dikerjakan oleh single operator. Istimewa/Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Pensiun Pertamina melepas saham PT Elnusa Tbk. (ELSA) senilai Rp66,53 miliar dengan tujuan divestasi.

Presiden Direktur Dapen Pertamina Yudi Wahyudi menyampaikan pihaknya melakukan transaksi saham Elnusa. Dapen Pertamina menjual 178,36 juta saham ELSA dengan harga penjualan Rp373 per saham.

"Tujuan transaksi untuk divestasi, status kepemilikan saham langsung," paparnya dalam surat kepada OJK dan BEI, Jumat (5/2/2021).

Total transaksi mencapai Rp66,53 miliar. Tanggal transasi dilakukan pada 27 Januari, 28 Januari, 29 Januari, dan 1 Februari 2021.

Pada penutupan perdagangan Jumat, saham ELSA naik 1,6 persen atau 6 poin menjadi Rp380. Sepanjang hari ini, saham ELSA bergerak di rentang Rp370-Rp384.

Sebelumnya, PT Elnusa Tbk. optimistis kinerja perseroan bakal lebih terangkat pada tahun ini seiring dengan rencana pemerintah mengerek produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari.

Head of Corporate Communication Elnusa Wahyu Irfan mengatakan perseroan membidik pendapatan dan laba yang lebih tinggi dari realisasi pada 2020.

“Untuk akhir 2020 kami memperkirakan [pendapatan] bisa lebih dari Rp7 triliun. Untuk 2021 kami yakin, walaupun kondisi ketidakpastian masih tinggi, setidaknya pendapatan lebih tinggi dari itu,” kata Wahyu kepada Bisnis, Rabu (6/1/2021).

Sementara itu, laba diperkirakan bisa mencapai Rp200 miliar pada akhir tahun lalu. Oleh karena pendapatan diharapkan lebih tinggi, perolehan laba pun diyakini bisa melebihi Rp200 miliar pada akhir 2021 nanti.

Adapun, pendapatan emiten dengan kode saham ELSA sebesar Rp7 triliun pada akhir 2020 mencerminkan penurunan sebesar 16,51 persen dibandingkan 2019 senilai Rp8,38 triliun.

Sedangkan laba senilai Rp200 miliar bakal membuat perseroan mengalami penurunan keuntungan sebesar 21,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp356,47 miliar.

Kendati belum dapat menyebutkan target pasti dan anggaran belanja modal untuk 2021, Wahyu optimistis bisnis perseroan akan lebih bergairah pada tahun ini.

Capital expenditure sendiri kami menyesuaikan melihat kondisi, yang pasti kami coba menganggarkan lebih berani. Pada 2020 itu terealisasi sekitar Rp500-an miliar. Tahun ini bisa lebih tinggi,” imbuh Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini