Inflasi Kembali Normal, Bank Sentral India Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan

Bisnis.com,05 Feb 2021, 13:01 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Logo Reserve Bank of India di depan kantor pusat sentral di Mumbai, India./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral India menahan suku bunga untuk keempat kali berturut-turut, setelah pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan anggaran ekspansif yang dapat memicu tekanan inflasi dalam beberapa bulan mendatang.

Gubernur Reserve Bank of India (RBI) Shaktikanta Das Suku bunga acuan ditetapkan sebesar 4 persen. Keputusan tersebut diprediksi oleh mayoritas ekonom yang disurvei Bloomberg. Panel beranggotakan enam orang memberikan suara bulat pada keputusan tersebut, sambil mempertahankan sikap akomodatifnya.

Imbal hasil obligasi pemerintah acuan sedikit berubah pada hari Jumat, sedangkan rupee stabil di level 72,9650 per dolar. Indeks S&P BSE Sensex menahan kenaikan sebelum kembali menguat sebesar 0,8 persen setelah pengumuman kebijakan RBI.

“Mengingat inflasi telah kembali dalam batas toleransi, MPC menilai bahwa kebutuhan saat ini adalah untuk terus mendukung pertumbuhan, serta meredakan dampak Covid-19 dan mengembalikan ekonomi ke lintasan pertumbuhan yang lebih tinggi,” kata Das.

RBI, yang menurunkan biaya pinjaman sebesar 115 basis poin tahun lalu, telah berada dalam mode jeda sejak pertengahan 2020 karena kekhawatiran inflasi.

Meskipun inflasi saat ini kembali dalam kisaran RBI, pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi berisiko memicu tekanan harga dan mempersulit upaya bank sentral yang menargetkan harga konsumen untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan.

Pada bagiannya, RBI telah mulai menguras kelebihan uang tunai dalam sistem keuangan agar tidak menekan tekanan inflasi.

Inflasi ritel turun menjadi 4,6 persen pada bulan Desember, menandai pertama kalinya dalam sembilan bulan suku bunga utama kembali dalam rentang target RBI 2 persen-6 persen. Hal itu mendorong RBI untuk menurunkan perkiraan inflasi menjadi 5,2 persen pada kuartal ini dari 5,8 persen sebelumnya.

RBI juga meningkatkan perkiraan pertumbuhannya. RBI melihat pertumbuhan di tahun yang dimulai April akan berada di kisaran 10,5 persen dari perkiraan kontraksi 7,7 persen pada tahun fiskal 2020. Tingkat itu sedikit lebih rendah dari perkiraan pemerintah 11 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini