Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Taspen optimistis kinerja tahun ini masih akan terjaga ekspansif pada tahun ini. Perseroan pun direncanakan mendapat suntikan dana dari induk senilai Rp500 miliar untuk penguatan modal.
Marketing Communication Head Bank Mantap Bimo Ari Bowo menyampaikan perseroan direncanakan untuk mendapat penyertaan modal oleh perusahaan induk yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Taspen (Persero) senilai Rp500 miliar. Dengan suntikan tersebut perseroan akan tetap akan menjaga rasio kecukupan modal di posisi 14 persen hingga 20 persen.
Untuk 2021, Bimo menyampaikan rencana Bank Mantap untuk anggaran modal kerja mencapai Rp550 miliar yang terbagi Rp308 miliar untuk tentang capital expenditure (capex) dan Rp242 miliar untuk operational expenditure (opex).
"Sedangkan kinerja kami tetap menjaga di semua indikator kinerja seperti aset, kredit dan dana pihak ketiga tetap tumbuh rata-rata 25 persen hingga 30 persen secara year on year," katanya kepada Bisnis, Jumat (5/2/2021).
Untuk profitabilitas, Bimo melanjutkan perseroan tidak akan mematok target terlalu tinggi. Perseroan juga akan tetap konservatif terutama dalam menjaga kualitas kreditnya.
"Sesuai stress test dan beberapa skenario kami mencoba di kisaran Rp250 miliar, karena pertumbuhan ekonomi masih -1 persen secara nasional," katanya.
Adapun, perseroan mencetak laba Rp429 miliar sepanjang tahun buku 2020. Posisi ini turun dari 2019 yang tercatat Rp456 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia (5/2/2021), Bank Mantap memaparkan pendapatan bunga bersih masih tumbuh 31 persen secara tahunan dari Rp1,29 triliun menjadi Rp1,69 triliun.
Perseroan hanya meningkatkan beban pencadangan 4,2 kali dari Rp88 miliar menjadi 371 miliar. Beban tenaga kerja, beban promosi dan lainnya naik 17,6 persen menjadi Rp1,01 triliun.
Adapun, baki kredit naik 26,1 persen secara tahunan menjadi Rp25,6 triliun pada 2020. Dana pihak ketiga tercatat Rp27,5 triliun, naik 38,8 persen secra tahunan. Kredit yang direstrukturisasi tercatat Rp644 miliar, naik 3 kali lipat dari 2019 yakni Rp202 miliar.
Loan to deposits ratio tercatat masih optimal di posisi 93,0 persen, bahkan sudah sedikit melonggar dari tahun sebelumnya 102,28 persen.
Rasio kredit bermasalah terjaga di posisi 0,78 persen, dengan rasio kecukupan modal 17,36 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel