2 Juta Data Virus Corona Belum Dimasukkan, Bisa Turunkan Positivity Rate

Bisnis.com,06 Feb 2021, 10:01 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Sebanyak 2 juta data virus corona yang belum dimasukkan. Data tersebut bukan kasus positif yang ditutupi, tetapi justru kasus negatif yang belum terlaporkan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 2 juta data virus corona (Covid-19) yang belum dientri yang disebut oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, justru akan berpengaruh pada penurunan positivity rate.

Hal ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi, seiring pernyataan Luhut, yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19, dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Kesehatan, ahli kesehatan dan epidemiolog pada Kamis (4/2/2021).

Menko Luhut sempat menyampaikan bahwa masih ada hampir 2 juta data yang belum dientri. Namun, data tersebut bukan kasus positif yang ditutupi, tetapi justru kasus negatif yang belum terlaporkan.

Lambannya entri data disebabkan karena selama ini banyak laboratorium yang cenderung lebih dahulu melaporkan kasus positif agar segera mendapat penanganan, sehingga data kasus negatif tertunda untuk dilaporkan.

“Sebenarnya bukan 2 juta kasus positif yang belum masuk, tetapi ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium,” ungkap Jodi lewat keterangan tertulis, Sabtu (6/2/2021).

Dengan demikian, data yang belum dientri justru akan membuat angka positivity rate menurun, bukan meningkat.

“Jadi ketika data tersebut nanti sudah terintegrasi dan dimasukkan, angka positivity rate juga akan turun karena memang banyak data kasus negatif yang tertunda untuk dilaporkan sebelumnya. Jadi artinya bukan ada kasus positif yang ditutupi,” Jodi.

Pemerintah mengakui Integrasi data masih menjadi masalah dalam penanganan Covid-19. Menko Luhut terus mendorong integrasi sistem manajemen yang baik, sehingga data yang disampaikan bisa faktual dan nyata.

Salah satunya dengan mendorong perwujudan big data kesehatan yang menampung dan mengintegrasikan berbagai sumber data kesehatan, seperti rekam medis elektronik, BPJS Kesehatan, vaksin, dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini