'Hilal' Stimulus US$1,9 Triliun Kian Tampak, Wall Street Kembali Melejit

Bisnis.com,06 Feb 2021, 05:56 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat di akhir pekan dan memperpanjang reli setelah ekspektasi stimulus jumbo menjadi membuncah di kalangan pelaku pasar.

DIlansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup menguat 0,4 persen pada perdagangan Jumat (5/2/2021).Indek S&P 500 mencetak rekor baru dalam minggu terbaik sejak November 2020 berkat penguatan hampir di semua sektor kecuali teknologi.

Saham GameStop yang sempat melejit berbalik anjlok dengan penurunan mingguan 80 persen. Sebelumnya broker Robinhood Market Inc sudah menghapus batasan pembelian atas saham tersebut.

Di sisi lain, The House of Representative mengadopsi resolusi anggaran yang diserujui oleh Senat pada Jumat pagi, membuka jalan untuk meluluskan rancangan undang-undang stimulsu hanya dengan suara dari Partai Demokrat.

Ekspektasi terhadap stimulus US$1,9 triliun ini menjadi obat penawar terhadap sentimen data ketenagakerjaan yang mengecewakan. Pemulihan pasar tenaga kerja di AS terbilang lambat hingga bulan kedua tahun ini.

Data nonfarm payroll (NFP) hanya naik 49.000 pada Januari 2021 menyusul penurunan 227.000 pada bulan sebelumya. NPF adalah perubahan tenaga kerja di semua sektor ekonomi AS kecuali pegawai pemerintah (PNS), pekerja rumah tangga, karyawan non-profit (LSM), dan pekerja sektor pertanian

"Investor tidak akan melepas saham saat mereka tahun ada vaksinasi dan juga stimulus tambahan bakal datang. Jadi tidak mungkin mereka menjual saham-sahamnya," ujar Manajer Portofolio Federated Hermes Steve Chiavarone seperti dikutip dari Bloomberg.

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini