BCA (BBCA) Raup Laba Bersih Rp27,13 Triliun Sepanjang 2020

Bisnis.com,08 Feb 2021, 15:43 WIB
Penulis: M. Richard
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. membukukan laba bersih senilai Rp27,13 triliun sepanjang 2020.

Jika dibandingkan dengan kinerja pada 2019, raihan tersebut turun 5,14 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pada 2019, emiten dengan kode saham BBCA ini meraih laba bersih senilai Rp28,6 triliun.

Sementara itu, laba bersih turun 5,0 persen YoY menjadi Rp27,1 triliun, disebabkan biaya pencadangan yang lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset.

Dalam paparan kinerja 2020, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan pemerintah merespons cepat kebijakan dengan memberi relaksasi restrukturisasi kredit.

"BCA senantiasa berada di sisi nasabah. Kinerja kami masih sangat solid, dan kami masih mampu mencatakan kinerja yang cukup baik pada masa pandemi tahun ini. Hal ini tidak lepas dari respons cepat dari otoritas," katanya Senin (8/2/2021).

Dia memaparkan pendapatan bunga turun pada tahun lalu. Namun, perseroan cukup mampu melakukan efisiensi dari sisi beban dana. Adapun net interest income perseroan tercatat Rp57,54 triliun, naik 7,3 persen yoy.

Namun, perseroan meningkatkan beban beban pencadangan 152 persen secara tahunan menjadi Rp11,6 triliun pada tahun lalu. Hal ini dilakukan guna menjaga keberlangsungan bisnis selama masa pandemi.

Jahja menambahkan rata-rata kredit tumbuh 4,7 persen secara tahunan (YoY), sedangkan total fasilitas kredit untuk bisnis meningkat 5 persen YoY. Akan tetapi, karena adanya pelemahan aktivitas bisnis, maka fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga per akhir Desember 2020 total kredit BCA turun 2,1 persen YoY menjadi Rp575,6 triliun.

Dengan demikian, secara konsolidasi total kredit tercatat sebesar Rp588,7 triliun atau melemah 2,5 persen YoY. Meski menghadapi sejumlah tantangan, BCA dan entitas anak mencatatkan pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) hingga 11,2 persen YoY menjadi Rp45,4 triliun, ditopang oleh peningkatan likuiditas, biaya dana yang lebih rendah, dan perlambatan belanja operasional.

Dari sisi pendanaan, BCA mencatatkan kinerja dana pihak ketiga yang sehat, di mana current account and savings account (CASA) tumbuh 21,0 persen YoY mencapai Rp643,9 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 14,0 persen YoY menjadi Rp196,9 triliun. Secara total, dana pihak ketiga naik 19,3 persen YoY menjadi Rp840,8 triliun pada 2020.

Meskipun terdapat berbagai tantangan sepanjang tahun lalu, rasio keuangan BCA tetap berada di posisi yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 25,8 persen atau lebih tinggi dari ketetapan regulator dan loan to deposit ratio (LDR) tetap terjaga pada level 65,8 persen.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada tingkat yang bisa ditoleransi sebesar 1,8 persen, dibandingkan dengan 2019 yang sebesar 1,3 persen, didukung oleh relaksasi kebijakan restrukturisasi.

Normalisasi restrukturisasi kredit akan menjadi fokus BCA pada tahun 2021. Sebagai tambahan, rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) tercatat sebesar 3,3 persen, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 16,5 persen pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini