Targetkan 25 Juta Testing Covid-19, Kemenkes Butuh Rp13,76 Triliun

Bisnis.com,09 Feb 2021, 17:01 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Petugas mengambil sampel lendir saat Tes PCR di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang, Rabu (22/4/2020). Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan trus berupaya meningkatkan pemeriksaan dan pelacakan untuk mengendalikan penularan virus Corona (Covid-19).

Kemenkes menargetkan melakukan 25 juta testing Covid-19 sepanjang tahun ini. Untuk mengejar target tersebut, Kemenkes membutuhkan anggaran Rp13,87 triliun

Adapun, perinciannya Kemenkes membutuhkan anggaran sebesar Rp12,56 triliun untuk testing Covid-19 dan Rp1,20 triliun untuk tracing.

“Anggaran ini penting karena pergerakan dari hulu menjadi primadona yang harus kita kerjakan supaya angkanya [kasus Covid-19] tidak naik terus di populasi,” ujar Wakil Menkes Dante Saksono pada Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (8/2/2021).

Wamenkes mengungkapkan total tambahan anggaran yang dibutuhkan Kemenkes untuk penanganan Covid-19 pada 2021 ialah Rp134,46 triliun. Dari total tersebut, anggaran sebesar Rp13,76 triliun dialokasikan untuk program diagnostik yaitu testing Rp12,56 triliun dan tracing Rp1,20 triliun.

Sementara itu, dua program lainnya yaitu vaksinasi dan terapeutik masing-masing membutuhkan anggaran Rp58,18 triliun dan Rp61,85 triliun.

Dante mengungkapkan rencana anggaran ini dibuat dengan estimasi ada tambahan 1,7 juta kasus Covid-19 di Indonesia sepanjang 2021.

“Apabila dalam 1 kasus ada 15 orang yang akan di-tracing, maka akan ada 25 juta testing yang harus dilakukan sebagai suspek yang akan kita evaluasi,” jelas Dante.

Adapun, perhitungan estimasi 1,7 juta kasus dilakukan berdasarkan rata-rata kasus harian Juni - Oktober 2020 sebanyak 2.567 kasus ditambahkan rata-rata kasus pada November – 24 Januari 2021 sebanyak 6.814 kasus, kemudian dibagi dua menjadi 4.686 kasus per hari.

Anggota Komisi IX DPR menilai estimasi ini kurang tepat, melihat tambahan kasus Covid-19 yang terus bertambah bahkan pada Januari 2021 sendiri kasusnya terus berada di atas 10.000-an.

Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (9/2/2021) mengatakan bahwa Komisi IX DPR tak perlu panik dan cemas pada estimasi tersebut. Pasalnya, vaksinasi di Indonesia juga sudah dimulai.

Adapun, dia juga mewanti-wanti Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai adanya kemungkinan lonjakan kasus ketika testing makin masif dan agresif dilakukan.

“Saya sudah ingatkan ke Pak Presiden, ini terjadi di India, ini strategi di India yang terjadi nanti jumlah kasus akan naik karena akan lebih banyak yang terlihat,” kata Budi saat Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat.

Budi juga meminta bantuan anggota Komisi IX DPR RI bantuan untuk meredam kepanikan yang mungkin bakal timbul di tengah masyarakat ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini