Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan di Indonesia menyadari kebutuhan investasi digital sudah menjadi urgensi yang tidak terbantahkan.
Director of Information Technology & Enterprise Security PT Bank Central Asia Tbk. Gregory Hendra Lembong menilai bank ke depan akan murni menerapkan konsep neo-bank, di mana tidak ada cabang dan berfokus pada digital.
“Nah, kami melihat pada zaman ini disrupsi, tren pada pandemi ini semua berjualan secara daring. Bahkan, API [Application Programing Interface] kami meningkat dengan cepat yang pada Desember 2016 mencapai 20.000 hit menjadi 53.130.000 hit pada Oktober 2020,” katanya melalui diskusi virtual bersama Bisnis, Selasa (9/2/2021).
Lebih lanjut, dia mengatakan untuk mengantisipasi kebutuhan digital dan menghindari penurunan daya dan performa mereka, perseroan tersebut membangun 3 pangkalan data di Jakarta dan Surabaya.
“Ini kami lakukan untuk memastikan transaksi nasabah kami tetap aman dan nyaman,” ujarnya.
Senada, Rico Usthavia Frans, Direktur IT PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengamini bahwa saat ini perbankan berada di tengah 175 juta pengguna internet, di mana 90 persen memiliki akun media dan 90 persen memiliki ponsel pintar.
“Pertumbuhan transaksi digital Indonesia pun cukup besar, yaitu 92 persen transaksi masyarakat sudah e-channel dan karena ke depan disrupsi makin cepat, kami memiliki pengembang untuk mobile banking saja antara 250–300 orang,” katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel