Apindo: Kasus BPJS Ketenagakerjaan Berawal dari Laporan Internal

Bisnis.com,10 Feb 2021, 12:48 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menyatakan tersiar informasi bahwa terdapat laporan dari internal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan yang mengawali pengusutan kasus di badan tersebut.

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani menyatakan bahwa pihaknya turut mencermati kasus keuangan BPJS Ketenagakerjaan. Apindo terus berkomunikasi dengan pihak BPJS terkait perkembangan dana para pekerja.

Hariyadi mengaku bahwa Apindo memperoleh informasi adanya laporan dari internal BPJS Ketenagakerjaan yang menjadi titik awal pengusutan kasus dugaan kerugian investasi. Namun, dia tidak menjabarkan siapa pihak internal yang dimaksud dan kebenaran dari informasi tersebut.

"Saya dengar ada laporan dari internal, seperti itu. Di BPJS Ketenagakerjaan yang mengawasi banyak, kalau ada apa-apa cepat diketahui," ujar Hariyadi dalam konferensi pers terkait kasus BPJS Ketenagakerjaan, Rabu (10/2/2021).

Pernyataan Hariyadi itu sejalan dengan sejumlah informasi yang diperoleh Bisnis bahwa terdapat unsur di dalam BPJS Ketenagakerjaan yang 'menghembuskan' informasi badan tersebut, hingga Kejaksaan Agung (Kejagung) pun mulai mengusut kasus dugaan kerugian. Informasi itu samar-samar tersiar sejak dugaan unrealized loss ramai menjadi pembahasan.

Hariyadi menilai bahwa polemik BPJS ini dapat menjadi pembelajaran dalam banyak aspek, mulai dari pengelolaan perusahaan, investasi, hingga pelaporan kasus yang bertanggung jawab.

"Untuk pembelajaran juga, kalau ternyata [hasil penyidikan] enggak ada apa-apa, yang melapor mesti diproses juga. Harus ada yang menanggung konsekuensi juga," ujarnya.

Apindo menilai bahwa penyidikan BPJS Ketenagakerjaan memiliki dampak yang cukup besar, khususnya terkait kepercayaan dari pekerja dan pemberi kerja. Lebih jauh lagi, kepercayaan investor turut terpengaruh karena kasus ini berkaitan dengan pasar modal.

"Kalau membuat hilang kepercayaan bisa repot," ujar Hariyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini