Bos OJK Sampaikan Tantangan Ini ke Direktur Utama Bank Syariah Indonesia

Bisnis.com,10 Feb 2021, 16:26 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengajak PT Bank Syariah Indonesia Tbk. dapat menjawab tantangan di industri perbankan syariah seperti produk yang murah dan bervariasi, kualitas baik, dan kemudahan akses.

Wimboh mengatakan Indonesia memiliki jumlah penduduk 272 juta penduduk. Sebagian besar di antaranya merupakan penduduk muslim sekitar 87% yang tersebar di seluruh daerah.

Meski memiliki potensi besar, tetapi produk keuangan syariah belum mendominasi kehidupan masyarakat yang haus akan produk berbasis syariah. "Untuk itu OJK, kita semua, penggerak serta penggiat ekonomi syariah memiliki tanggung jawab moral bagaimana ini ke depan bisa bangkit," katanya dalam webinar, Rabu (10/2/2021).

Untuk meningkatkan capaian industri keuangan syariah dengan memaksimalkan potensi tersebut, ada beberapa tantangan yang dihadapi. Di antaranya, market share industri jasa keuangan syariah yang masih relatif kecil yakni 9,9%, permodalan yang terbatas terlihat dari masih terdapat 6 bank syariah yang memiliki modal inti di bawah Rp2 triliun dari total 14 bank umum syariah per Desember 2020.

Di samping itu, literasi keuangan syariah yang masih sangat rendah, yaitu sebesar 8,93%, jauh tertinggal dibandingkan indeks nasional sebesar 38,03%. Angka indeks inklusi keuangan syariah yang sebesar 9,1% juga masih tertinggal dibandingkan indeks nasional sebesar 76,19%.

Tantangan lainnya yakni terbatasnya sumber daya di industri keuangan syariah, antara lain kebutuhan sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi tinggi di bidang perbankan syariah. Serta competitiveness produk dan layanan keuangan syariah yang belum setara dibandingkan keuangan konvensional, juga rendahnya research and development dalam mengembangkan produk dan layanan syariah lebih inovatif.

Oleh karena itu, OJK mendorong lahirnya bank syariah yang kompetitif, memiliki modal kuat, berbagai inovasi produk, dan kemudahan akses bagi masyarakat. Wimboh mengatakan Bank Syariah Indonesia hadir pada saat yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut.

Sebagai bank hasil penggabungan, pada posisi desember Bank Syariah Indonesia memiliki total aset Rp240 triliun, pembiayaan Rp157 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp210 triliun, dan modal inti Rp22,6 triliun.

"Untuk itu kami mengajak Pak Hery [Dirut BSI] menjawab tantangan itu ke depan, produk syariah harus lebih murah dari konvensional," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini