RI-Jepang Bahas Kualitas Bendungan dan SDM

Bisnis.com,11 Feb 2021, 05:04 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Foto udara kawasan Bendungan Pengga di Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, NTB, Minggu (24/1/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidirn

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  telah melangsungkan Pertemuan Tingkat Tinggi Pembangunan Infrastruktur Ke-7 bersama Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism (MLIT) Jepang.

Pemerintah Indonesia dan Jepang membahas peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan kualitas bendungan dalam pertemuan tersebut.

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan pihaknya telah melakukan dua langkah dalam mengembangkan SDM. Fatah menilai langkah pengembangan SDM dapat meningkatkan kualitas infrastruktur nasional.

"Salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah pembangunan infrastruktur berkualitas dan andal sebagaimana diarahkan Presiden Joko Widodo," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (11/2/2021). 

Fatah menyatakan salah satu strategi peningkatan kualitas SDM yang dilakukan adalah pengembangan Politeknik Pekerjaan Umum (PU). Adapun, politeknik tersebut memiliki tiga progam, yakni pelatihan vokasional, sekolah vokasional, dan magister superspesialis.

Training vokasional dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk pengembangan knowledge management dan job training. Training vokasional dilakukan baik dengan metode blended learning, full e-learning, dan sertifikasi.

Sekolah vokasional merupakan program pendidikan formal diploma tiga untuk menghasilkan tenaga konstruksi ahli madya. Politeknik PU membuka tiga program studi untuk 150 mahasiswa yakni prodi konstruksi bangunan gedung, prodi konstruksi bangunan air dan konstruksi jalan dan jembatan.

Sementara itu, Program Magister Super Spesialis terdiri dari 11 prodi yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Fatah berujar program magister tersebut dirancang secara khusus dengan tujuan mencetak SDM yang mampu memecahkan masalah.

"Berbeda dari program magister biasa, program ini berlangsung 18 bulan, yaitu 6 bulan di kelas dan 12 bulan lainnya bekerja di lapangan,” ucapnya.

Selain pengembangan SDM, Fatah menyampaikan pihaknya juga melakukan dua langkah lain, yakni restrukturisasi organisasi dengna membentuk unit-unit baru. Adapun, unit baru yang dimaksud berkaitan dengan pembinaan keteknikan di bidang  konstruksi.

Di sisi lain, Fatah mengatakan pihaknya akan meningkatkan kualitas pada empat bendungan di dalam negeri. Keempat bendungan tersebut adalah Bendungan Sutami, Bendungan Bili Bili, Bendungan Kedung Ombo, dan Waduk Kaskade.

Secara keseluruhan, ucapnya, Kementerian PUPR akan meningkatkan kapasitas bendungan, transfer kapasitas, perluasan spillway, dan perpanangan umur bendungan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini