Bisnis.com, JAKARTA - Riset berskala nasional oleh perusahaan jasa konsultasi Neurosensum membuktikan bahwa aplikasi dompet digital jadi pilihan transaksi masyarakat jelang Tahun Baru Imlek.
Survei yang digelar secara online ini mengungkap animo masyarakat Indonesia untuk bertransaksi online menjelang Tahun Baru Imlek meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.
"Perlu dicatat bahwa Tahun Baru Imlek tahun lalu jatuh pada tanggal 25 Januari 2020, 2 bulan sebelum konfirmasi kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Hal ini menjadikan perayaan tahun ini sebagai perayaan Imlek perdana di tengah kondisi pandemi," ujar Managing Director Neurosensum Indonesia Mahesh Agarwal, dikutip Kamis (11/2/2021).
Semenjak April 2020, akselerasi transaksi digital melonjak berkali lipat dikarenakan lockdown berskala nasional demi menekan angka penularan virus Covid-19. Mulai dari belanja secara online di platform e-commerce, jasa ojek online, hingga dompet digital, digunakan demi kemudahan kebutuhan sehari-hari.
Neuroscience menyebutkan analisa menyeluruh dan terpadu berskala nasional merupakan salah satu kunci pembelajaran yang berkesinambungan dan bernilai lebih.
"Hasil data riset tersebut bermanfaat untuk ditelaah dan dipelajari lebih lanjut demi menyempurnakan pengetahuan akan tren perilaku konsumen di dalam peta industri luas, terutama dalam masa-masa kompleks seperti sekarang ini," tambahnya.
Neurosensum menyambut 2021 dengan mengadakan riset digital dengan topik berfokus pada penggunaan e-wallet terhadap 1.000 responden berusia produktif (19-45 tahun) secara serentak di 8 kota besar di Indonesia,
Di antaranya, kawasan Jabodetabek, kota besar di Pulau Jawa, serta kota besar lainnya di Indonesia. Sebanyak 50 persen responden telah berkeluarga, dan 50 persen sedang tidak dalam status berkeluarga.
Adapun, mayoritas penghasilan para peserta tergolong dalam kategori ekonomi sosial berkelas low to middle.
Salah satu topik yang dikupas oleh Neurosensum adalah topik mengenai Hari Raya Imlek, dan dari hasil riset tersebut, sekitar 61 persen responden mengatakan bahwa pada Hari Raya Imlek tahun ini mereka akan makan bersama keluarga mereka.
Kegiatan kedua yang paling banyak responden rencanakan, yaitu 58 persen responden akan merayakan dengan cara mengunjungi sanak saudara. Terakhir, 49 persen responden mengungkapkan bahwa perayaan akan diisi dengan mengunjungi tempat wisata bernuansa perayaan Imlek.
Silaturahmi saling mengunjungi keluarga, sanak saudara, dan sahabat menjadi tradisi yang terbatas tahun ini, tetapi tradisi pemberian angpau (amplop merah) tetap menjadi salah satu keunikan perayaan yang dilestarikan.
Menariknya, 38 persen responden mengatakan bahwa mereka akan menggunakan uang tunai sebagai bentuk tanda pemberian angpau, tetapi 50 persen akan menggunakan e-wallet sebagai sarana pemberian angpau.
"Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang merayakan Imlek pun sudah cukup fasih dalam mengerti fitur dan kemudahan e-wallet dalam bertransaksi sehari-hari," ujar Mahesh.
Meskipun kurang dari 20 persen dari responden yang merayakan Tahun Baru Imlek, sekitar 93 persen dari total keseluruhan responden, baik yang merayakan maupun yang tidak merayakan Imlek, mengatakan bahwa mereka menanti-nantikan akan berbelanja di platform e-commerce favorit jika ada promosi khusus.
Mengenai ukuran basket size, 32 persen merencanakan bujet yang sama dengan tahun lalu, tapi 52 persen mencoba untuk menekan bujet perayaan Imlek lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.
Oleh karena itu, promo di e-commerce favorit tetap menjadi incaran ampuh pada bulan ini. Di mana kategori yang masih jadi incaran belanja Tahun Baru Imlek antara lain baju dan produk fesyen (86 persen).
Selanjutnya produk kecantikan (80 persen), dan sepatu (70 persen). Yang tak kalah menarik, terdapat beberapa pos pengeluaran yang besaran anggarannya masih sama dengan tahun lalu seperti donasi, belanja keluarga, dan makan-makan bersama keluarga.
Menurut Neurosensum, adaptasi digital masyarakat Indonesia terbilang baik, pengadopsian gaya hidup mobile cashless terutama e-wallet pun semakin nyata dalam menggantikan peran utama uang tunai dalam kehidupan sehari-hari.
"Satu hal yang pasti, yaitu pentingnya edukasi berkesinambungan dan terpadu agar tercapainya financial literacy & inclusivity guna membuka cakrawala masyarakat akan ragam manfaat bernilai dari e-wallet dalam memudahkan kegiatan sehari-hari," tutup Mahesh.
Neurosensum merupakan perusahaan riset berbasis neuroscience dan A.I. yang berdiri pada Februari 2018 dengan tujuan untuk memahami respons bawah sadar konsumen dengan inovasi canggih berbasis teknologi mutakhir yang cerdas dan intuitif seperti EEG, Virtual Reality, Eye Tracking, aplikasi Reaction Time, Facial Coding, dan masih banyak lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel