BPS : Kinerja Impor Perlu Perhatian karena Belum Pulih

Bisnis.com,15 Feb 2021, 14:43 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kinerja impor nasional tetap perlu mendapat perhatian seiring nilai yang masih terkoreksi secara bulanan maupun tahunan.

Berdasarkan data BPS, kinerja impor Indonesia pada Januari 2021 masih kontras jika dibandingkan dengan ekspor. 

Secara total, impor pada Januari 2021 turun 7,59 persen menjadi US$13,34 miliar dibandingkan dengan Desember 2020. Suhariyanto mengatakan nilai impor yang lebih rendah pada Januari lumrah terjadi karena aktivitas perdagangan pada akhir tahun cenderung lebih aktif.

Meski demikian, nilai impor pada Januari 2021 justru mencetak rekor terendah dalam dua tahun terakhir. Lebih rendah dibandingkan Januari 2019 yang mencapai US$15,01 miliar dan Januari 2020 sejumlah US$14,27 miliar.

Dibandingkan tahun lalu, total impor terkoreksi 6,49 persen di mana impor migas turun 21,90 persen dan impor nonmigas turun 4,00 persen.

Penurunan secara tahunan pun mencakup seluruh kelompok barang berdasarkan penggunaan seperti konsumsi yang terkoreksi 2,92 persen, impor bahan baku/penolong yang turun 6,10 persen, dan barang modal turun 10,72 persen.

“Kalau penurunan impor ini diikuti dengan pemenuhan barang substitusi, tentu tidak masalah. Tetapi saya sudah gambarkan secara yoy masih turun 6,4 persen karena impor konsumsi, penolong dan modal juga turun. Tentunya ini mengindikasikan impor belum pulih seperti sedia kala,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2/2021).

Karena itu, Suhariyanto mengharapkan kinerja impor kali ini perlu mendapat perhatian karena mencerminkan kondisi pemulihan industri serta pergerakan investasi. Terlepas dari itu, kinerja ekspor diharapkan dapat terus menunjukkan performa positif.

BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 kembali surplus dengan nilai US$1,96 miliar. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan surplus pada Desember 2020 yang sebesar US$2,1 miliar.

Pada periode tersebut, kinerja ekspor tercatat mengalami penurunan 7,48 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya akibat penurunan ekspor migas sebesar 13,24 persen dan ekspor nonmigas turun 7,11 persen.

Penurunan ekspor pun terjadi pada seluruh sektor seperti pertanian yang turun 22,19 persen secara bulanan dan ekspor industri pengolahan mengalami penurunan  7,15 persen dibandingkan Desember 2020.

Meski mengalami penurunan bulanan, ekspor pada Januari 2021 tumbuh positif dibandingkan dengan Januari 2020 dengan kenaikan 12,24 persen yang terdiri atas kenaikan ekspor migas sebesar 8,30 persen dan nonmigas naik 12,49 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini