Ada Traktor Gratis untuk Petani Jateng yang Terdampak Banjir

Bisnis.com,15 Feb 2021, 11:48 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Personel Basarnas mengevakuasi warga yang terdampak banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Gelis di Dukuh Goleng, Pasuruan Lor, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (2/1/2021). Tanggul jebol sepanjang 25 meter akibat intensitas hujan yang tinggi selama dua hari itu menyebabkan puluhan rumah terendam, sementara warga yang terdampak dipindahkan ke tempat yang lebih aman./Antara-Yusuf Nugroho.

Bisnis.com, SEMARANG – Petani Jawa Tengah yang terdampak bencana banjir dapat mengajukan bantuan ke Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah.

Suryo Banendro, Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah, mengatakan petani bisa melakukan klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan juga bisa menghubungi Brigade Tanam di daerahnya masing-masing untuk meminjam traktor secara gratis. 

Disamping mempercepat proses tanam, juga meringankan biaya sewa [yang mesti dikeluarkan petani]. Sing penting (yang penting) kelompok itu punya tenaga operatornya, solar dan bensinnya,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (15/2/2021).

Suryo menjelaskan bahwa di Jawa Tengah sendiri Distanbun telah menyiapkan 6 Brigade Tanam. “Satu di Banyumas, di Petarukan, Pemalang, di Winong, Pati, dan Tegal Gondo, Klaten,” tambahnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi pada bulan Februari ini tidak berdampak besar terhadap volume produksi dan stok beras di Jawa Tengah. Pasalnya, air lebih banyak menggenangi tanaman padi yang memang sudah siap panen.

“[Sawah yang terdampak] banjir sekarang kan ada yang tanam bulan Oktober dan November kemarin. Yang jelang panen kebanjiran kemarin ada yang surut [lalu] panen duluan,” jelas Suryo ketika dihubungi melalui telepon.

Nah, sing puso-puso kemarin itu seperti di Demak dan Kudus itu sudha kita eksekusi bantuan bibit. Kabupaten lain yang mengajukan puso ada 9, 2 Kabupaten sudah kita eksekusi,” jelasnya. Ia mengungkapkan bahwa selain Demak dan Kudus, wilayah Grobogan, Banyumas, dan Sukoharjo juga telah mengajukan bantuan karena area persawahan terancam mengalami puso atau gagal panen.

Suryo memprediksikan bahwa hasil panen pada triwulan pertama di tahun 2021 ini akan lebih banyak ketimbang periode yang sama di tahun lalu. “Karena apa, dari iklim. 2019 itu di akhir awal musim pertama itu [seharusnya sudah] hujan. Tetapi hujannya malah mundur, petani padi jadi beralih ke komoditas lain,” jelasnya.

Untuk menanggulangi potensi kegagalan panen di masa mendatang, pada tahun 2021, Distanbun Provinsi Jawa Tengah telah menganggarkan klaim AUTP bagi 20.000 hektare sawah. Anggaran klaim AUTP ini berasal dari APBD Jawa Tengah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini