Simpanan Masyarakat Terus Bertambah, Bank BUMN Jaga Biaya Dana

Bisnis.com,15 Feb 2021, 17:45 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bank-bank pelat merah yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan tetap memperkuat rasio dana murah (CASA) sebagai strategi menyeimbangkan biaya dana (cost of fund) pada tahun ini. Adapun, total dana pihak ketiga (DPK) Himbara pada 2020 sebesar Rp3.127,03 triliun pada 2020, atau tumbuh 11,92% secara yoy.

Kenaikan DPK tertinggi dicatatkan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sebesar 23,84% secara yoy, diikuti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebesar 12,24% yoy, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sebesar 10,61% yoy, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebesar 9,78% yoy.

Kenaikan DPK ditopang peningkatan dana murah (CASA) yang tumbuh dua digit. Alhasil, bank mampu menekan biaya dana sepanjang tahun lalu sejalan dengan penurunan suku bunga acuan.

Tren penurunan biaya dana bank juga ditunjukkan dalam laporan Bank Indonesia tentang Survei Perbankan. Cost of funds pada kuartal IV/2020 sebesar 4,70%, atau turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,87%. Realisasi tersebut lebih rendah dari angka prakiraan BI sebesar 5,21%. Adapun, pada kuartal I/2021 cost of fund diperkirakan sebesar 4,71%.

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Aestika Oryza Gunarto menyampaikan hingga akhir Desember 2020 biaya dana perseroan tercatat sebesar 3,22%, atau turun sebesar 36 poin dari periode Desember 2019. Tren penurunan ini selaras dengan turunnya suku bunga acuan.

Seiring dengan kenaikan DPK, strategi BRI dalam menyeimbangkan CoF yakni bertumpu pada pertumbuhan CASA melalui berbagai inovasi digital, serta fokus pada transaction banking. "Tahun ini kami proyeksikan tren penurunan CoF akan terus berlanjut, dengan kita jaga di kisaran 2,75%-3%," terangnya, Senin (15/2/2021).

Corporate Secretary Group Bank Mandiri Rudi As Aturridha pada awal pekan kemarin menyampaikan sampai dengan Desember 2020, dana pihak ketiga Bank Mandiri mencapai Rp1.047,3 triliun atau tumbuh 12,24% yoy. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan giro mencapai 20,13% yoy atau mencapai Rp284 triliun.

Pertumbuhan DPK ini diimbangi dengan upaya Bank Mandiri untuk menjaga biaya dana. Dia mengatakan Bank Mandiri telah menyiapkan langkah-langkah untuk menjaga pertumbuhan DPK tetap sehat.

Salah satunya dengan memperkuat rasio dana murah (CASA Ratio) melalui peningkatan layanan digital banking dan Mandiri Cash Management. Bank Mandiri saat ini telah bekerja sama dengan beberapa e-commerce untuk melayani berbagai transaksi pembayaran serta pengelolaan kas operasional perusahaan melalui strategi value chain.

Selain itu, layanan Mandiri Cash Management juga saat ini telah mampu mengakomodir berbagai kebutuhan transaksi nasaba BUMN dan institusi pemerintah. Diharapkan berbagai upaya ini dapat menjaga kualitas dan kepercayaan stakeholder kepada perseroan. "Kami memproyeksikan pertumbuhan DPK secara bank only pada 2021 di kisaran 6%-8%," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini