Imbal Obligasi AS Melandai, Wall Street Ditutup Variatif

Bisnis.com,18 Feb 2021, 05:13 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup variatif usai imbal hasil obligasi mencatat penurunan karena investor mulai menimbang prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Dilansir dari Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup di level 3.931,43 pada Rabu (17/2/2021) Waktu New York. Indeks Dow Jones naik 0,3 persen sedangkan Nasdaq Composite turun 0,6 persen. Kinerja Wall Street variatif menyusul penurunan imbal hasil obligasi AS dari level tertinggi 1,33 persen. 

Di lantai bursa, Chevron Corp memimpin penguatan saham energi setelah perusahaan milik Warren Buffett Berkshire Hathaway Inc meningkatkan kepemilikan saham. 

"Pada titik tertentu, imbal hasil yang lebih tinggi dapat merugikan, tetapi saya rasa kita belum sampai di sana," kata Michael Arone, kepala strategi investasi untuk Exchange Traded Fund State Street Global Advisors.

Pejabat The Federal Reserve tidak melihat kondisi saat ini untuk mengurangi program pembelian aset besar-besaran. Hal ini terungkap dari risalah pertemuan yang dirilis Rabu.

Imbal hasil obligasi AS 10 tahun memang bergerak volatil dalam 3 bulan terakhir. Hal ini membuat investor bertanya-tanya seberapa panjang reli di pasar saham akan berlanjut. 

“Sangat mungkin bahwa untuk sementara suku bunga bisa naik namun harga saham masih bisa naik lagi karena tekanan dari stimulus fiskal,” kata Tom Martin, portofolio senior manajer di GLOBALT Investments.

Berikut perkembangan pasar terkini :

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini