Suku Bunga BI Turun Lagi, Saham Properti Mengembang

Bisnis.com,18 Feb 2021, 16:02 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Tengara atau landmark Perumahan CitraRaya Tangerang, salah satu proyek properti besutan PT Ciputra Development Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas saham emiten properti menguat setelah Bank Indonesia mengumumkan pemangkasan suku bunga ke level terendah sepanjang sejarah 3,5 persen.

Mengutip Bloomberg pada Kamis (18/2/2021), saham PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) terapresiasi 3,48 persen menjadi Rp238 per saham. Mengikuti saham PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) melaju 3,45 persen menjadi Rp180 per saham. Selanjutnya saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) naik 3,23 persen menjadi Rp1.120 per saham.

Saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) juga tak ketinggalan tumbuh 2,96 persen menjadi Rp870 per saham dan PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) tumbuh 2,52 persen menjadi Rp244 per saham. Begitu pula saham PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) menguat 1,62 persen menjadi Rp1.255 per saham.

Sementara itu, saham emiten properti yang banyak memiliki portofolio gedung tinggi terpantau tak begitu bergairah.Saham PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) ditutup stagnan pada level Rp545 per saham sedangkan saham PT Intiland Development Tbk. melemah 0,90 persen menjadi Rp220 per saham.

Untuk diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen.

BI juga melonggarkan aturan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit dan pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen.

Sebelumnya, Direktur PT Ciputra Development Tbk. Harun Hajadi mengatakan suku bunga rendah selalu menjadi teman baik pasar properti terlebih di masa normal.

CTRA melaporkan selama masa pandemi ini prapenjualan perseroan lebih didominasi oleh pembeli end user dengan produk unggulan properti di bawah Rp2 miliar.

Harun menambahkan properti akan kembali menjadi aset investasi menarik apalagi saat ini imbal hasil dari instrumen investasi keuangan seperti pasar uang dan deposito sudah sangat rendah.

“Sekarang menurut saya masyarakat lebih mengenal apa itu Covid-19 dan juga tabungan sudah mulai terjadi di masyarakat. Kami melihat market investor sudah mulai masuk di mana saat awal Covid-19 hanya end user,” kata Harun kepada Bisnis kala itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini