Tertekan Pandemi, Industri Komponen Hadapi Dua Tantangan Lagi

Bisnis.com,19 Feb 2021, 15:18 WIB
Penulis: Fatkhul Maskur
Onderdil otomotif. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Industri komponen otomotif menunjukkan pemulihan meski masih jauh dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19. Kini, pabrikan onderdil kendaraan masih menghadapi tantangan lain.

Ketua Umum Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdhani Dzulkarnaen Salim mengatakan tantangan selanjutnya yang dihadapi industri komponan adalah kenaikan harga komoditas dan gangguan supply chain dunia yang juga membuat harga untuk logistik naik.

"Untuk terus bisa bertahan di kondisi ini, seluruh anggota GIAMM, melakukan berbagai inisiatif penurunan biaya (cost reduction), sambil terus menyesuaikan kapasitas produksinya sesuai permintaan pasar," kata Hamdhani seperti dikutip Antara, Jumat (19/2/2021).

Menurutnya, kunci agar industri komponen otomotif hidup kembali, adalah pasar harus tetap berjalan. Penjualan kendaraan roda empat dan roda dua harus diupayakan bertumbuh.

Pemerintah telah menyiapkan insentif penurunan PPnBM mobil penumpang dengan kapasitas mesin kurang dari 1.500 cc, untuk meningkatkan pertumbuhan industri otomotif dengan local purchase kendaraan bermotor di atas 70 persen.

"Harapannya, dengan insentif yang diberikan bagi kendaraan bermotor ini, konsumsi masyarakat berpenghasilan menengah atas akan meningkat, meningkatkan utilisasi industri otomotif dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Menurut Hamdhani, industri otomotif perlu menghadapi 2021 dengan adaptasi dan inovasi, demi bisa bangkit kembali.

"Besar harapan kami pada 2021 akan lebih baik dengan perkembangan pasar yang signifikan. Sementara di sisi operasional, kita juga harus mengimplementasikan prokes yang mempengaruhi produktivitas."

Dia memaparkan data mengenai perkembangan penjualan di sektor otomotif nasional. Seiring dengan ekonomi Indonesia yang terkontraksi -2,07 persen pada 2020, pasar otomotif terdampak dengan penurunan minat beli (demand) dan penundaan pengeluaran.

Terdapat sebanyak 532 ribu unit kendaraan roda empat yang terjual (48,3 persen), dan sebanyak 3,6 juta unit kendaraan roda dua yang terjual (43,6 persen) pada tahun lalu.

Penurunan ini juga mempengaruhi utilisasi industri otomotif yang rendah. Produksi kendaraan roda empat mencapai 690 ribu termasuk 232 ribu unit ekspor dalam bentuk CBU (completely build-up) dan 53 ribu dalam bentuk CKD (completely knock-down) set. Angka dinilai jauh di bawah kapasitas domestik 2,2 juta unit.

Sementara, produksi kendaraan roda dua jauh di bawah total market tertinggi yang pernah mencapai 8 juta unit di tahun-tahun sebelumnya.

Industri komponen pun mengalami penurunan terutama di kuartal kedua 2020. Namun, kondisi ini sudah mulai membaik sejak kuartal tiga tapi masih belum kembali ke level sebelum pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini