Bisnis.com, JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) masih mempertimbangkan membagi dividen dari kinerja sepanjang periode 2020, kendati mengalami penurunan akibat terdampak pandemi.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pembiayaan berkode emiten ADMF ini, laba bersih anjlok dari Rp2,1 triliun pada 2019 menjadi Rp1,02 triliun pada 2020.
Penurunan ini ditopang lesunya piutang pembiayaan baru ADMF, yang sepanjang 2020 hanya berhasil menyentuh Rp18,9 triliun atau turun hampir 51 persen (year-on-year/yoy) dari capaian 2019 di angka Rp37,9 triliun.
Alhasil, total aset ADMF pun turun dari Rp35,11 triliun pada 2019 menjadi Rp29,23 triliun pada 2020 atau turun 16,7 persen secara tahunan. Namun demikian, ADMF masih mampu menjaga pegangan arus kas setara Rp4,22 triliun hingga akhir 2020.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan bahwa kemampuan ADMF untuk mampu mencetak laba di era pandemi, menjadi pertimbangan untuk tetap membagikan dividen yang besarannya tergantung keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Adapun, pada kisaran April 2020, total dividen yang dibagikan ADMF kepada para pemegang saham mencapai Rp 1,06 triliun, atau sekitar 50 persen dari laba bersih periode 2019.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menjelaskan lebih lanjut bahwa merupakan prioritas ADMF untuk memperoleh likuiditas yang cukup guna memenuhi semua kewajiban keuangan dan pendanaan untuk kebutuhan bisnis pada periode 2021.
Dalam memperoleh kebutuhan pendanaannya, ADMF sebelumnya menerbitkan obligasi pada bulan Juni 2020 sebesar Rp1,5 triliun, terdiri dari Rp1,3 triliun konvensional dan Rp200 miliar Sukuk.
"Perusahaan juga telah menggunakan fasilitas pinjaman sindikasi luar negeri sebesar US$300 juta di mana pinjaman ini telah sepenuhnya dilakukan lindung nilai, baik dari pokok maupun suku bunganya. Adira Finance juga mendapatkan dukungan standby facility setara dengan US$280 juta," jelas Made, Senin (22/2/2021).
ADMF mengincar pendanaan Rp9,3 triliun, menilik kewajiban pembayaran fasilitas pendanaan yang jatuh tempo pada periode 2021.
Perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan dari pembiayaan bersama induknya, PT Bank Danamon Tbk. dan memperoleh pinjaman eksternal dari bank maupun pasar modal.
Pembiayaan bersama mewakili 45 persen dari piutang yang dikelola. Sementara total pinjaman eksternal per 31 Desember 2020 sebesar Rp16,8 triliun, dengan komposisi pinjaman bank luar negeri dan dalam negeri sebesar 54 persen, dan obligasi 46 persen.
"Lembaga pemeringkat masih menetapkan pemeringkatan Adira Finance dengan idAAA (stabil), walaupun di tengah kondisi ekonomi yang kurang mendukung. Peringkat ini memperkuat kemampuan Perusahaan untuk mengakses sumber pendanaan yang lebih kompetitif," tambahnya.
Sekadar informasi, ADMF telah ditunggu tiga surat utang jatuh tempo sekaligus dalam waktu dekat atau kuartal I/2021.
Di antaranya, Obligasi Berkelanjutan III Tahap III/2016 Seri C sebesar Rp697,5 miliar pada 2 Maret 2021 dan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II/2018 Seri C sebesar Rp552 miliar pada 21 Maret 2021, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Tahap II/2018 Seri B senilai Rp62,0 miliar yang juga akan jatuh tempo pada 21 Maret 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel