Dinilai Kurang Maksimal Terapkan Prokes, KAI Commuter Beri Tanggapan Ini

Bisnis.com,22 Feb 2021, 08:43 WIB
Penulis: Rahmi Yati
Pendeteksi suhu badan penumpang yang bekerja otomatis sedang diuji coba di Stasiun KRL Commuter Line Sudirman, Senin (13/4/2020). Meskipun detektor suhu badan itu ada, petugas masih memeriksa suhu penumpang secara manual. JIBI/Bisnis-Aziz Rahardyan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengapresiasi pemantauan penerapan protokol kesehatan yang dilakukan di angkutan umum perkotaan di Jabodetabek oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Ombudsman RI, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia pada 16—18 Februari 2021.

VP Corporate Communications KCI Anne Purba mengeklaim bahwa selama ini KAI Commuter telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan pelaksanaan protokol kesehatan dan aturan-aturan tambahan di kereta rel listrik guna membantu program pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

"Kami mengucapkan terima kasih atas masukan dan koreksi dari BPTJ, Ombudsman, dan YLKI," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (21/2/2021).

Ketika menyikapi hasil temuan tim monitoring di lapangan terkait jumlah petugas pengawasan yang dinilai kurang, Anne menjelaskan bahwa KAI Commuter telah menyiapkan para petugas garis terdepan (frontliner) yang melayani ratusan ribu pengguna setiap harinya di 80 stasiun KRL Jabodetabek dengan 93 rangkaian KRL yang beroperasi setiap harinya.

Tugas utama para frontliner ini lanjutnya, adalah membantu pengguna di gerbang elektronik, memberiinformasi, dan menerima laporan barang tertinggal. Namun, sejak masa pandemi mereka juga ditugaskan membantu pengukuran suhu tubuh pengguna.

"Terdapat 290 orang passenger service yang bertugas mengukur suhu di seluruh stasiun," sebutnya.

Meski begitu, dia mengatakan bahwa khusus untuk stasiun-stasiun dengan volume pengguna sangat tinggi, pengukuran suhu tubuh sudah dilakukan otomatis melalu mesin thermal scanner dan KAI Commuter telah menyediakan 10 unit mesin dengan perincian di Stasiun Bekasi (2 unit), dan masing-masing 1 unit di Stasiun Bogor, Bojonggede, Citayam, Juanda, Sudirman, Rangkasbitung, Jakarta Kota, dan Tanah Abang.

"Para petugas frontliner KAI Commuter menjadi garda terdepan dalam mengubah perilaku masyarakat yang menggunakan KRL hari demi hari agar semakin sadar terhadap protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari terutama saat memakai transportasi publik," jelasnya.

Sementara dalam hal fasilitas kebersihan, Anne memaparkan bahwa sepanjang 2020 KAI Commuter telah menyediakan setidaknya 140 unit wastafel tambahan di 80 stasiun, agar pengguna dapat mencuci tangan sebelum maupun sesudah menggunakan KRL. Fasilitas ini masih ditambah kelengkapannya dengan menyediakan 12.416 liter sabun cuci tangan dan 31.516 liter hand sanitizer. 

"Untuk pembersihan berkala area stasiun dan KRL, kami juga menyediakan 30.440 liter cairan disinfektan sepanjang tahun lalu," tutur Anne.

Sebelumnya diberitakan berdasarkan monitoring yang dilakukan BPTJ, Ombudsman, dan YLKI pada 16 sampai dengan 18 Februari 2021, dikatakan bahwa jumlah petugas pengawasan prokes sangat terbatas sehingga fungsi pengawasan menjadi kurang optimal terutama di waktu-waktu tertentu.

Selain itu terkait dengan ketersediaan fasilitas protokol kesehatan, ditemukan bahwa secara umum baik di stasiun maupun terminal telah tersedia fasilitas seperti tempat mencuci tangan dan pengukur suhu, meskipun terdapat beberapa tempat yang kurang memperhatikan ketersediaan kelengkapan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini