Pemerintah Gandakan Kapasitas Produksi Food Estate NTT

Bisnis.com,23 Feb 2021, 16:31 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan keterangan pers usai meninjau Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah, NTT, Selasa 23 Februari 2021 - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan akan meningkatkan luas lahan produksi food estate di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak dua kali lipat di masa depan. 

Saat ini, luas lahan produksi di NTT mencapai 5.000 hektar. Secara rinci, total lahan 5.000 hektar tersebut dibagi menjadi dua komoditas, yakni padi seluas 3.000 hektare dan jagung sekitar 2.000 hektare. 

"Ke depan akan diperluas lagi dengan perluasan [menjadi] 10.000  hektar  yang nanti dibagi 5.600 hektar untuk padi dan 4.400 hektar untuk jagung," kata Presiden Joko Widodo dalam keterangan resmi, Selasa (23/2/2021). 

Oleh karena itu, Presiden Widodo meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk membangun waduk atau bendungan di kawasan tersebut. Menurutnya, hal tersebut penting untuk mendukung kegiatan food estate NTT. 

Presiden Joko Widodo optimistis seluruh food estate yang berlokasi di Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan NTB mampu membangun ketahanan pangan nasional. 

Dalam kesempatan yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kunci keberhasilan pengembangan food estate adalah ketersediaan air untuk irigasi. Selain itu, lanjutnya, ketersediaan teknologi pertanian juga memegang peranan penting. 

"Sinergi perencanaan infrastruktur irigasi dan pertanian yang dilakukan antaran Kementerian PUPR bersama Kementerian Pertanian bertujuan untuk mengembangkan food estate yang modern dan terintegrasi," ucapnya. 

Adapun, Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PUPR telah membangun sumur bor berkapasitas 6 liter per detik (ldp). Jumlah sumur bor yang dibangun adalah 7 unit dengan kedalaman sekitar 57-70 meter. 

Dengan kata lain, total kapasitas sumur bor di food estate NTB mencapai 50,59 ldp untuk mengairi lahan seluas 50,59 hektar. Penarikan air dari sumur menggunakan energi dari panel surya dengan jarak antara titik bor ke saluran pembagi sepanjang 1,5 Kilometer. 

Selain sumur bor, pemerintah juga telah membangun embung dengan kapasitas tampung hingga 850.000 meter kubik. Adapun, embung tersebut akan menambah potensi pengairan lahan seluas 200 hektar. 

Di sisi lain, tercatat ada sekitar lima bendungan yang sedang dibangundi NTT. Adapun, kelima bendungan tersebut adalah Bendungan Napun Gete, Bendungan Temef, Bendungan Mbay, Bendungan Manikin, dan Bendungan Welekis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini