Pengamat: Kredit Bermasalah Bisa Naik Dua Digit pada 2022. Bagaimana Bisa ?

Bisnis.com,23 Feb 2021, 16:27 WIB
Penulis: M. Richard
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani. Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat memperkirakan rasio non-performing loan (NPL) perbankan berpotensi naik hingga di atas 10% pada 2022.

Namun, hal tersebut sudah mulai diantisipasi oleh perbankan dengan melakukan pencadangan yang agresif sejak tahun lalu.

Ekonom senior Indef Aviliani menyampaikan relaksasi restrukturisasi kredit dari Otoritas Jasa Keuangan sangat membantu perbankan. Namun, masa relaksasi yang habis pada tahun depan perlu menjadi perhatian penuh bagi perbankan.

Loan at risk perbankan saat ini ada di 23%, dan akan ada sebagian yang belum mampu kembali pulih.

"Dengan berakhirnya relaksasi tahun depan, NPL sebenarnya bisa naik hingga dua digit. Makanya sudah melakukan pencadangan agresif sejak tahun lalu," katanya, Selasa (22/2/2021).

Dia melanjutkan pemerintah berupaya untuk melakukan relaksasi dengan melakukan penempatan dana pada bank-bank pelat merah dan bank daerah.

Kebijakan ini diharap dapat mampu menyelesaikan isu likuditas dan membuat bank lebih banyak menyalurkan kredit agar rasio NPL lebih dapat ditekan.

Akan tetapi, penempatan dana ini tetap tidak akan mampu menjaga kualitas kredit karena risiko dari ekspansi kredit tetap menjadi tanggungan dari bank-bank penerima manfaat.

"Jadi akan sangat wajar jika perbankan masih akan tetap berjaga-jaga dalam penyaluran kreditnya ke depan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini