Wapres: Merger Budaya Kerja Jadi Tantangan Terbesar Bank Syariah Indonesia

Bisnis.com,25 Feb 2021, 13:16 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2/2020)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan peleburan budaya kerja menjadi tantangan terbesar PT Bank Syariah Indonesia (BSI).

Menurut Wapres, seluruh pegawai dari ketiga entitas, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah harus menyadari bahwa mereka tidak lagi terpisah-pisah, melainkan menjadi insan BSI. Untuk itu, Wapres mendorong semua pegawai BSI melebur dengan budaya kerja yang sama. 

“Tantangan terbesar dari suatu merger adalah integrasi budaya kerja. Saya harapkan agar seluruh insan BSI menyadari bahwa sejak tanggal 1 Februari 2021, saudara-saudara adalah insan BSI,” katanya dalam pidato Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BSI pada Kamis (25/2/2021).

Seperti diberitakan sebelumnya, mega merger bank syariah milik bank BUMN secara resmi terwujud pada 1 Februari 2021. Proses merger dilakukan dalam waktu relatif singkat yakni kurang dari 5 bulan

Dari penggabungan tersebut, BSI mencatatkan total aset sebesar Rp239,56 triliun per Desember 2020 atau urutan ketujuh terbesar di industri perbankan nasional. Adapun, modal inti mencapai Rp22,61 triliun.

Dalam Rakernas perdana perusahaan, Wapres Ma’ruf yang juga berperan Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendorong BSI agar segera naik kelas menjadi bank buku 4 sehingga dapat mengejar posisi pemain global.

Untuk itu, diperlukan percepatan integrasi dari segi operasional bisnis dan manajemen risiko. “BSI ini merupakan sebuah energi baru bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” katanya. 

Senada dengan Wapres, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan penyesuaian kemampuan SDM setelah merger harus dipercepat. 

Menurutnya, mulai tahun depan, penyusunan target perusahaan harus dilakukan secara bottom up, terutama dari SDM di daerah hingga diteruskan ke pusat.

“Teman-teman dari daerah sudah memikirkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan [RKAP] dan menggali potensi yang ada dan paham potensi wilayah itu. Jangan dari atas, kita enggak mengerti. Yang paling mengerti bisnis di daerah ya teman-teman di daerah,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini