UUS BTN Segera Dimerger ke Bank Syariah Indonesia? Ini Penjelasan Bos BSI

Bisnis.com,25 Feb 2021, 14:39 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Karyawan Bank Syariah Indonesia menunjukkan uang di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. akan mendapatkan tambahan aset sekitar Rp32 triliun setelah bergabungnya unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk.

Pembahasan soal penggabungan UUS BTN ke Bank Syariah Indonesia akan dilakukan setelah adanya penetapan Direktur Utama BTN pada RUPST tahun buku 2020 Maret mendatang.

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan perseroan memiliki peta jalan untuk membangun kapabilitas di tingkat global. Setelah fokus merger pada tahun lalu, BSI pada tahun ini fokus mengejar pertumbuhan secara inorganik.

Hal tersebut dapat dilakukan melalui akuisisi unit usaha syariah maupun BPD. Hery mengatakan pihaknya akan memulai pembicaraan terkait rencana masuknya UUS BTN ke dalam perseroan.

Apalagi, rencana tersebut telah menjadi arahan pemegang saham sejak awal. Hery mengatakan pembicaraan soal bergabungnya UUS BTN ke dalam perseroan akan dilakukan setelah adanya Direktur Utama BTN yang definitif.

"[UUS BTN] ini sudah dipesan pemegang saham. Kementerian sudah tanya saya beberapa kali. Saya bilang nanti dulu, tunggu dirut baru definitif," katanya dalam rapat kerja nasional Bank Syariah Indonesia, Kamis (25/2/2021).

Dengan masuknya UUS BTN ke dalam perseroan, Bank Syariah Indonesia diperkirakan akan mendapatkan tambahan aset sebesar Rp32 triliun. Per Desember 2020, BSI mencatatkan total aset sebesar Rp239,56 triliun atau urutan ketujuh terbesar di industri perbankan nasional.

Dengan tambahan aset tersebut, BSI digadang-gadang mampu melewati total aset CIMB Niaga yang saat ini berada di urutan enam terbesar. Apalagi, target Bank Syariah Indonesia dalam tiga tahun ke depan akan menjadi bank nomer lima terbesar secara nasional.

"Aset UUS BTN sekitar Rp31 triliun - Rp32 triliun. Ini tentunya kalau kita diberikan kesempatan untuk ini, berarti akan nambah aset kita tahun ini sekitar Rp32 triliun," katanya.

"Tentunya ini ada proses deal bisnis to bisnis, ada due diligent. Temen-temen dari risk harus turun nanti melihat kualitasnya, melihat potensinya, melihat seperti apa aset yang dimiliki," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini