Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Indonesia yang sangat besar dinilai sangat terbuka dengan inovasi teknologi, tak terkecuali untuk kendaraan listrik. Menurut Pengamat Otomotif Bebin Djuana, hal ini menjadi salah satu modal untuk mendongkrak penjualan dan pembiayaan mobil maupun motor listrik pada 2021.
"Masyarakat kita itu kalau ada teknologi baru, tidak ingin tertinggal. Market kita pasti mengikuti tren teknologi terbaru, makanya saya yakin kalau sudah ada gerbang yang dibuka pemerintah supaya kendaraan listrik bisa lebih murah, pasti jadi tren," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (25/2/2021).
Dia menilai tren yang erat berkaitan dengan volume di pasaran bakal berpengaruh pada keberanian pabrikan dan leasing untuk mulai mempromosikan kendaraan berbasis listrik.
Menurutnya harga jual kendaraan full electric battery, maupun hibrida dan plug-in hybrid (PHEV) belum bisa dijangkau masyarakat lebih luas, sehingga mobil dan motor listrik masih butuh dorongan promosi dan insentif lebih besar dari pemerintah.
"Kalau belum jadi tren, tentu awareness belum terbangun dan akhirnya pengaruhnya nanti ke harga jual kembali. Inilah kenapa [industri] pembiayaan itu juga masih pikir-pikir, kan? Makanya tren itu harus mulai perlahan-lahan dibangun, diberikan ruang untuk tumbuh," tambahnya.
Tren kendaraan listrik di Indonesia dan global, lanjut Bebin, memiliki perbedaan mendasar. Indonesia lebih melirik potensi kendaraan konsumen, sementara negara maju justru memulai fase 'pembuktian kualitas' mesin listrik dari truk atau kendaraan logistik, dan transportasi umum seperti bus.
Adapun, tren kendaraan listrik roda empat global menurutnya sudah mulai masuk Indonesia seiring dengan mulai tumbuhnya salah satu pemain besar dunia yang terkenal dan mampu merambah pasar eksklusif Tanah Air.
Pabrikan utama lain yang sebelumnya sudah dikenal dari mobil mesin bakal konvensional pun 'kecipratan' berkah tersebut, dan punya peluang untuk mulai memperkenalkan mesin berbasis listrik besutan mereka sampai tren memuncak.
Untuk kendaraan listrik roda dua yang tidak didominasi pabrikan motor utama, pasar masih menanti 'review' dan bukti daya tahan para motor listrik tersebut. Menurutnya, tren motor listrik baru akan dimulai di Indonesia apabila para pabrikan motor yang sudah akrab di telinga masyarakat sebelumnya, sudah mulai menargetkan produksi massa motor listrik buat pasar Tanah Air.
Karyawan mengisi baterai motor listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Kementerian Perindustrian menyampaikan pihaknya terus mendorong investasi di sektor pengembangan baterai kendaraan listrik. Investasi tersebut diyakini sebagai langkah strategis sehingga dapat membantu mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam sektor industri kendaraan listrik. Bisnis/Himawan L Nugraha
Minat Industri Pembiayaan
Berdasarkan catatan Bisnis, emiten berkode ADMF ini belum ikut menyajikan pembiayaan mobil listrik, tapi terdepan soal akomodasi kredit motor listrik besutan United, Gesits, Selis, Viar, dan beberapa merek lain.
"Kami ada kerja sama dengan produsen-produsen motor listrik. Pembiayaannya belum banyak, tapi ada dan masih terus kita pelajari langkah ke depan seperti apa. Karena kalau sudah masuk ke portofolio itu kita harus pantau terus secondary market mereka bagaimana," ujar Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli.
Sementara itu, di segmen roda empat, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengaku mulai agresif ikut mengakomodasi tren mobil listrik lewat kerja sama dengan para pemegang merek ataupun importir otomotif ternama.
Direktur Keuangan dan Strategi CIMB Niaga Finance Imron Rosyadi mengungkapkan, dua jenis mobil listrik besutan pabrikan Korea, Hyundai Iqonic dan Kona, bahkan diharapkan menjadi salah satu segmen penyaluran andalan CNAF.
"Tahun lalu kita membantu pembiayaan 12 mobil Tesla. Ternyata, memang animo masyarakat [kepada kendaraan listrik] sangat tinggi. Hyundai Iqonic bahkan sudah banyak yang indent. Jadi kita mendukung pemerintah terkait sustainable finance berupa insentif untuk mobil listrik," ungkapnya.
Adapun, Direktur Sales dan Distribusi PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo memproyeksikan pembiayaan mobil listrik baru akan signifikan dalam dua hingga tiga tahun mendatang.
Pasalnya, masyarakat masih butuh awareness terkait infrastruktur kebutuhan dasar kendaraan ini, cara merawatnya, dan potensi-potensi gangguan di luar kendaraan atau 'kondisi jalanan' yang tentu akan mempengaruhi pasar.
Namun demikian, MTF mengaku masih optimis pasar menengah ke atas Tanah Air sudah mampu. Buktinya MTF pun telah mengakomodasi pembiayaan 2 unit Tesla pada 2020 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel