Keterlibatan Swasta Bisa Dorong Efisiensi Penyaluran Vaksin

Bisnis.com,26 Feb 2021, 19:11 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Petugas melakukan pemeriksaan awal kepada warga lanjut usia (lansia) yang akan menjalani vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar Bali, Rabu (24/2/2021). /ANTARArnrn

Bisnis.com, JAKARTA — Keterlibatan swasta dalam vaksinasi penduduk dinilai bakal mendorong efisiensi dalam penyaluran vaksin. Program vaksinasi mandiri pun krusial untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

“Kita bisa lihat pada kasus alat PCR [polymerase chain reaction], sebelum swasta terlibat harganya mahal dan pengetesan terbatas. Namun, sejak swasta diperkenankan terlibat, harganya lebih efisien. Dengan logika yang sama, pengadaan dan distribusi vaksin juga bisa lebih efisien,” kata Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi saat dihubungi Bisnis, Jumat (26/2/2021).

Pengadaan dan distribusi yang lebih efisien, katanya, bakal mempercepat realisasi vaksinasi dan tak mungkin membuat realisasi target vaksinasi 70 persen penduduk dalam 15 bulan tercapai.

Dia menyebutkan bahwa kecepatan vaksinasi menjadi hal penting bagi Indonesia untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi pada 2021.

Penurunan performa ekonomi pada 2020 sendiri terjadi akibat aktivitas perekonomian yang bergerak di bawah kapasitas akibat Covid-19. Penanganan pada sektor kesehatan menjadi hal utama yang harus diperhatikan pemerintah.

“Yang harus diintervensi memang kesehatan, kalau tidak bukannya hasil positif yang didapat untuk 2021 namun Indonesia justru akan masuk ke fase great economic reset,” kata Fithra.

Dia menjelaskan bahwa fase great economic reset adalah ketika Indonesia kehilangan momen untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi akibat tertekannya berbagai sektor selama pandemi. Pada akhirnya, berbagai sektor tidak akan bisa tumbuh signifikan ke level ekuilibriumnya seperti sebelum pandemi.

“Harga yang harus dibayar Indonesia untuk jangka panjang akan sangat besar jika penanganan kesehatan pada 2021 tidak berhasil. Indonesia mungkin akan kesulitan menikmati bonus demografi dan keluar dari middle income trap,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini