IHSG Dibuka Hijau Maret Ini, Saham Bank Kecil Masih Dominan

Bisnis.com,01 Mar 2021, 09:40 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) membuka perdagangan Maret 2021 ini di zona hijau pada Senin (1/3/2021). Sejumlah saham bank kecil tumbuh bertenaga.

Berdasarkan data RTI pukul 09.18 WIB, indeks komposit meningkat 0,79 persen atau 49.49 poin ke level 6.291.29. Dengan kapitalisasi mencapai Rp7440,03 triliun.

Dari seluruh konstituen indeks, sebanyak 223 saham menghijau, 134 saham turun ke zona merah, dan 174 saham tidak berubah dari posisi penutupan perdagangan pekan lalu.

Sejumlah saham perbankan kecil memimpin penguatan indeks, di antaranya PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) yang meningkat 19,3 persen ke level Rp2.040. Menyusul BNBA, ada PT Bank Artha Graha International Tbk. (INPC) naik 18,95 persen, serta PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS) yang naik 7 persen.

Emiten dari sektor lain yang menguat pada pembukaan perdagangan diantaranya PT Yeloo Integra Datanet Tbk. (YELO) yang naik 13,11 persen, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) yang naik 6,49 persen, serta PT Indomobil Sukses International Tbk. (IMAS) yang naik 5,26 persen.

Saham-saham yang masuk ke zona merah diantaranya PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. (BANK) turun 6,86 persen, PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) turun 4,3 persen dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turun 2,27 persen.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menuturkan IHSG sepanjang Februari 2021 ini dirasa cukup stagnan, walau awal bulan sempat mengalami rebound dari level 5.800.

Untuk sentimen seperti DP kredit properti 0 persen dan wacana PPnBM mobil juga dihilangkan, tidak serta merta menaikan minat investor untuk menaikan volume transaksi saham.

"Proyeksi IHSG sepanjang Maret 2021 depan mungkin juga akan berjalan datar, dimana pasar bursa yang dewasa ini mulai dikuasai investor retail mulai jenuh sedangkan investor Institusi masih mewaspadai kebijakan Bank sentral Amerika Serikat, yaitu kenaikan suku bunga," ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/3/2021).

Menurutnya, seiring dengan kenaikan yield dari Bond Treasury 10 tahunnya, yang didukung dengan perkiraan inflasi yang bakal naik, pasca pemulihan ekonomi dapat mendorong terjadinya kenaikan suku bunga The Fed.

Frankie menegaskan ketika kenaikan suku bunga The Fed benar terjadi, kemungkinan akan membuat IHSG kembali terkoreksi. Proyeksinya sepanjang Maret, indeks komposit akan bergerak dengan Support di level 6050 dan resistance di level 6.350.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini