Pendapatan OTT Amerika Utara Diprediksi Capai US$94 Miliar pada 2026

Bisnis.com,03 Mar 2021, 15:53 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019). Pemerintah menerbitkan Permenkeu tentang Badan Usaha Tetap (BUT) untuk mengejar pemasukan pajak dari perusahaan asing yang berbasis di luar negeri namun bertransaksi dan memperoleh penghasilan di Indonesia termasuk perusahaan besar 'Over The Top' (OTT) atau daring seperti Google, Facebook, Youtube dan lain-lain./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Pendapatan penyedia layanan Over the Top (OTT) kawasan Amerika Utara diprediksi menyentuh US$94 miliar pada 2026 seiring dengan adopsi digital yang terus meningkat. 

Dilansir dari Tvtechnology, Rabu (3/3/2021), Digital TV Research mengungkapkan pendapatan OTT di Amerika Utara menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Alhasil, pendapatan OTT di kawasan itu diperkirakan mencapai US$94 miliar pada 2026 atau hampir 2 kali lipat jumlah pendapatan pada 2020 senilai US$49 miliar.

"Amerika Serikat sebagai kontributor terbesar dari pendapatan tersebut," sebut tim Digital TV Research. 

Pada 2020, Amerika Serikat menyumbang sekitar US$46 miliar dari total pendapatan US$49 miliar. Pada 2026, angka itu diperkirakan meningkat menjadi US$88 miliar.

Adapun pada tahun ini, Riset TV Digital memproyeksikan pendapatan OTT akan meningkat sekitar US$10 miliar, sebagian besar pendapatan didorong oleh layanan video berbasis permintaan (Subscription Video on Demand/SVOD)

Pada 2020, SVOD menyumbang US$32,5 miliar dalam total pendapatan OTT Amerika Utara. Riset TV Digital memperkirakan pada 2021 angka meningkat menjadi US$40,15 miliar dan kembali meningkat menjadi $ 54,39 miliar pada 2026.

Sementara itu pendapatan dari audio dan video berbasis permintaan (AVOD) pada 2020 adalah US$10,69 miliar, dan diperkirakan melonjak hampir US$3 miliar pada 2021 dan US$ 32,61 miliar pada 2026.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini
'