Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Victoria International Tbk. menyatakan akan tetap melakukan penguatan modal dengan kemampuan finansial dari pemegang saham existing.
Adapun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mendorong perbankan untuk memiliki modal minimum Rp3 triliun. Per akhir September 2020, modal inti emiten berkode BVIC ini berada pada angka Rp1,92 triliun
Direktur Utama Bank Victoria Ahmad Fajar mengatakan komitmen dari pemegang saham masih sangat kuat dalam pengembangan perseroan dalam jangka panjang. Peningkatan modal inti akan dilakukan secara organik sekaligus penambahan dari pemegang saham existing.
"Kami berkomitmen untuk memenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan meningkatkan secara organik. Kami juga ada rencana penambahan modal berasal dari pemegang saham dan aksi korporasi lainnya. Nanti dari grup kami Victoria Grup dan DEG dari Jerman," katanya dalam Pubex Bank Victoria, Rabu (3/3/2021).
Sayangnya, perseroan masih belum memaparkan rencana aksi korporasi penyuntikan modal terdekat tahun ini.
Dia melanjutkan perseroan berkomitmen untuk melakukan percepatan transformasi digital. Perseroan sudah mengalokasikan capital expenditure yang sebagiannya datang dari penyuntikan modal tersebut.
"Tranformasi digital ini kami gunakan untuk memberi pelayanan lebih baik dan mengoptimalkan efisiensi operasional," jelasnya.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2020, pemegang saham pengendali (PSP) Bank Victoria yaitu Suzanna Tanojo melalui PT Victoria Investama Tbk. yang mengenggam saham sebesar 47,38 persen, Suzanna Tanojo sebesar 17,18 persen, dan PT Nata Patindo sebesar 4,42 persen.
Pemegang saham bukan PSP tidak melalui pasar modal yaitu DEG-Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft mbH sebesar 8,72 persen dan masyarakat sebesar 22,30 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel