Migrasi Tenaga Kerja ke Sektor Pertanian, Perlu Ada Pelatihan Khusus?

Bisnis.com,05 Mar 2021, 06:57 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Ilustrasi./Antara-Oky Lukmansyah

Bisnis.com, DENPASAR — Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Bali berencana menyiapkan pelatihan tenaga kerja di luar sektor pariwisata menyusul banyaknya masyarakat yang beralih kerja ke sektor pertanian.

Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah tenaga kerja di sektor akomodasi makan minum di Bali per 2019 adalah sebanyak 328.000 pekerja. Pada 2020, jumlahnya menurun 28,05 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/YoY) menjadi 236.000 pekerja. Kondisi sebaliknya terjadi di sektor pertanian, dengan peningkatan 17,9 persen YoY pada 2020 menjadi 546.000 pekerja.

Kepala Bidang Bina Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Disnaker Bali Tri Arya Dhyana mengatakan data tersebut menunjukkan telah terjadi peralihan pekerja yang semula bergerak di sektor formal ke pekerja sektor informal. Salah satunya, ke sektor pertanian yang semula hanya menjadi pekerjaan sampingan.

Menurutnya, adanya penambahan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian tidak serta merta menunjukkan peningkatan jumlah petani. Selama ini, pekerja di Bali dinilai hanya menjadikan sektor pertanian sebagai usaha sampingan. Namun, dengan adanya pandemi, mereka mulai beralih menjadikan sektor pertanian dari usaha sampingan menjadi pekerjaaan utama.

"Sebab kalau dibilang ada peningkatan ke pertanian, logikanya tentu harus ada penambahan lahan pertanian," katanya kepada Bisnis, Kamis (3/4/2021).

Tri menjelaskan dengan pola distribusi sektor kerja di Bali yang mengalami perubahan, pihaknya berencana untuk mengadakan pelatihan atau peningkatan kompetensi kerja selain sektor pariwisata. Selama ini, Balai Latihan Kerja (BLK) di Bali memiliki tugas untuk memberikan peningkatan kompetisi khusus di sektor pariwisata.

"Ke depannya tentu harus ada variasi atau minimal upaya untuk menumbuhkan kemampuan jiwa inovasi dalam berbisnis ataupun berwirausaha," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini