Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) telah diberhentikan sementara perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Rabu (3/3/2021).
Hingga perdagangan hari ini, Jumat (5/3/2021) Otoritas Bursa belum membuka suspensi atas perdagangan saham Bank Ganesha.
Dalam pengumuman bernomor Peng-SPT 0041/BEI.WAS/03-2021 disebutkan suspensi saham tersebut dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham Bank Ganesha. Sehari sebelum disuspensi, saham Bank Ganesha melonjak 34,01 persen ke level 264 per saham.
"PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Bank Ganesha Tbk. [BGTG]," demikian tertuang dalam pengumuman BEI.
Pada hari ini, manajemen BGTG mengelar public expose insidentil yang diadakan secara online. Presiden Direktur Bank Ganesha Lisawati memaparkan kinerja perseroan sepanjang tahun lalu.
Total aset Bank Ganesha tercatat senilai Rp5,3 triliun atau meningkat 11,35 persen year on year (yoy) pada Desember 2020. Untuk penyaluran kredit, tercatat menurun sebesar 11,78 persen menjadi senilai Rp2,63 triliun.
Hal ini disebutkan merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-19, di mana menyebabkan bisnis debitur turun dan banyak yang melunasi kreditnya, sedangkan untuk permintaan kredit pun masih terbatas.
Lisawati mengatakan pencapaian dana pihak ketiga (DPK) tercatat senilai Rp4,12 triliun atau meningkat 14,8 persen.
"Hal ini menandakan kepercayaan nasabah semakin meningkat dan bank memiliki likuiditas yang sangat baik," ujarnya.
Dari sisi laba, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai, laba Bank Ganesha mencapai Rp63,86 miliar pada Desember 2020.
Namun, dalam upaya meningkatkan kehati-hatian untuk mengantisipasi risiko kredit, bank secara konservatif telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atau CKPN sebesar Rp58,12 miliar. Laba sebelum pajak BGTG pun senilai Rp6 miliar per akhir tahun lalu.
"Dari sisi rasio dapat kami sampaikan rasio kecukupan modal atau CAR mencapai 36,04 persen yang sangat memadai dan masih bisa berkembang lebih jauh. Sementara, rasio NPL gross sebesar 5,49 persen dan NPL net 2,86 persen,"ujar Lisawati.
Peningkatan Modal
Pada kesempatan yang sama, perseroan menyatakan kesiapan untuk menaikan modal inti bank menjadi Rp3 triliun pada akhir Desember 2022 untuk memenuhi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK telah memberlakukan kebijakan pemenuhan modal inti mulai dari 2020 dengan kenaikan secara bertahap atau Rp 1 triliun setiap tahunnya. Peraturan ini sebagai implementasi dari Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
"Sampai saat ini Bank Ganesha dan para pemegang saham akan terus memberikan komitmen dalam penyusunan rencana modal inti," kata Direktur Bisnis Bank Ganesha Setiawan Kumala.
Dia menambahkan pada November 2020 telah ada penyusunan rencana dalam memenuhi modal inti. Bank Genesha pun terus melakukan penjajakan untuk menyediakan layanan yang terbaik bagi nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel