Prospek Bisnis Cerah, Analis Rekomendasikan Saham Emiten Menara dan Kertas Ini

Bisnis.com,08 Mar 2021, 06:42 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Halaman muka Laporan Tahunan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 2016./towerbersama

Bisnis.com, JAKARTA – Saham sektor menara telekomunikasi dan kertas yang tergolong saham berkapitalisasi pasar menengah mendapat rekomendasi overweight dari analis mengingat prospek bisnis yang cerah di masa depan.

Analis Indo Premier Sekuritas Hans Tantio mengatakan implementasi kebijakan bekerja dari rumah (work from home) bisa berlangsung setidaknya sampai kuartal ketiga tahun ini. Hal itu pun bakal mendorong trafik konsumsi data.

“Cara termudah bagi perusahaan telekomunikasi untuk meningkatkan kapasitasnya adalah lewat memesan lebih banyak kolokasi dari perusahaan menara,” tulis Hans dalam riset terbaru yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Minggu (7/3/2021).

Mengingat sejumlah perusahaan telekomunikasi seperti PT XL Axiata Tbk., PT Indosat Ooredoo Tbk., dan PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) kian rajin menjual menaranya, Hans menilai perusahaan menara eksisting akan menjadi yang paling diuntungkan.

Indo Premier Sekuritas memiliki saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) sebagai top picks dari saham sektor menara dengan target harga Rp2.700.

Sementara itu, Analis Sekuritas Richard Suherman memberikan rekomendasi overweight untuk saham sektor kertas (pulp and paper) seperti PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM).

“Rekomendasi kami didukung oleh siklus harga bubur kertas yang sudah berada di bawah, pertumbuhan permintaan tissue dan pengemasan yang stabil, serta pemulihan permintaan kertas cetak dan tulis,” tulis Richard dalam riset.

Dia memperkirakan harga bubur kertas akan meningkat menjadi US$530—US$550 per ton pada 2021—2022 yang akan mendorong pendapatan perusahaan seperti INKP dan TKIM.

Dari kedua saham itu, Richard menunjuk TKIM sebagai top picks dengan target harga Rp9.850. Namun, tantangan untuk saham emiten kertas juga masih ada berasal dari harga bubur kertas yang tidak setinggi perkiraan dan kenaikan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini