Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Capital Indonesia Tbk. membenahi kinerja keuangan 2020 sejalan dengan transformasi yang sedang dilakukan untuk menjadi bank digital.
Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross dan NPL nett masing-masing sebesar 0 persen per 31 Desember 2020. Padahal per 30 September 2020, rasio NPL gross sebesar 3,97 persen dan NPL net 3,36 persen.
Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji menjelaskan terkait NPL 0 persen pada akhir tahun, hal tersebut sehubungan dengan transformasi yang dilakukan perseroan dari bank konvensional menjadi bank digital mulai tahun ini. Untuk itu, Bank Capital melakukan banyak penyelesaian pada kreditnya.
Ini terlihat dari kredit per 31 Desember 2020 turun menjadi Rp6,44 triliun, dari posisi 30 September 2020 sebesar Rp11,65 triliun. Dia memperkirakan kredit sudah turun menjadi di kisaran Rp3,6 triliun pada Maret 2020.
Wahyu mengatakan Bank Capital akan bersungguh-sungguh melakukan transformasi menjadi bank digital. Dengan demikian, segala sesuatu yang berkaitan dengan pertumbuhan bisnis perseroan akan berasal dari layanan digital.
Adapun pada tahun ini, kredit perseroan akan disalurkan pada sektor ritel produktif. Proses penyaluran tersebut akan dilakukan melalui channel digital.
"Kami akan melakukan layanan yang berdasarkan pembiayaan digital, di mana kreditnya akan dilakukan dari pensiunan, nasabah payroll atau perusahaan yang melakukan pembayaran melalui kita," katanya dalam public expose insidentil, Selasa (9/3/2021).
Target perseroan bertransformasi menjadi bank digital dinilai menjadi target keseluruhan bank secara nasional. Hal tersebut karena adanya tuntutan masyarakat untuk kemudahan transaksi keuangan.
Dengan demikian, perseroan sedang mengubah diri dari bank konvensional menjadi bank digital yang targetnya dapat merangkul seluruh nasabah bank digital pada 2022. Terkait perusahaan-perusahaan digital yang akan masuk ke Bank Capital seperti Grab, kata dia, perseroan masih menjajakinya.
Namun diakuinya, sudah ada perusahaan yang telah menjadi nasabah dari emiten dengan kode saham BACA ini dan telah menggunakan fasilitas digital yang ada saat ini. Meskipun belum optimal, tetapi layanan internet dan mobile banking secara keseluruhan dapat mendukung kerja sama ini.
Lebih lanjut, Bank Capital menargetkan dapat memenuhi modal inti minimum sebesar Rp3 triliun pada tahun ini melalui rights issue yang akan dilaksanakan paling lambat kuartal IV/2021. Targetnya, perseroan dapat memperoleh tambahan modal sebesar Rp2 triliun dari penerbitan saham baru.
Dengan demikian, modal inti sebelum rights issue sebesar Rp1,5 triliun dapat menjadi minimum Rp3 triliun setelah aksi ini. Selain pemegang saham eksisting yang akan menyerap, perseroan juga mengundang investor lain yang berminat untuk bergabung dalam Bank Capital.
"Selain Pak Danny Nugroho, juga mengundang investor lain yang berminat bergabung untuk bisa mengubah Bank Capital menjadi bank digital," imbuhnya.
Wahyu menambahkan Bank Capital tidak menutup kemungkinan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak yang dapat mendukung perubahan yang sedang dilakukan perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel