Investor Kembali Incar Saham Teknologi, Wall Street Rebound

Bisnis.com,10 Mar 2021, 05:52 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Rabu (9/3/2021) seiring kembalinya investor ke aset berisiko. Indeks Nasdaq mencatat reli tertinggi sejak November 2020.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,1 persen, sedangkan indeks S&P 500 naik 1,42 persen. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite melonjak 3,69 persen.

Saham-saham sektor teknologi melonjak dan mendorong indeks Nasdaq. Saham Tesla Inc. melonjak 20 persen. Ini menjadi penguatan harian tertinggi sejak setahun terakhir. Sementara itu, saham Peloton Interactic Inc, DosuSign Inc., dan Pnoduoduo Inc. menguat lebih dari 11 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dari level tertinggi yang dipicu oleh kekhawatiran potensi bahwa lonjakan pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan inflasi naik terlalu tajam.

Investor berotasi dari saham-saham yang berorientasi pertumbuhan (growth stock) menuju ke value stock. Saham-saham perusahaan keuangan dan produsen energi menjadi dua sektor yang melemah di antara sektor indeks S&P 500 lain yang menguat.

Meningkatnya prospek pertumbuhan ekonomi telah mengatur ulang pergerakan saham selama dua bulan terakhir menjelang disahkannya RUU stimulus Covid-19 senilai US$1,9 triliun dan meningkatnya jumlah orang yang divaksin setiap harinya di AS.

Penurunan imbal hasil Treasury AS setelah melonjak dalam beberapa waktu terrakhir memberikan perlindungan bagi investor yang mencari aset berisiko untuk kembali ke growth stock.

Direktor pelaksanan perdagangan dan investasi produk E*Trade Financial Chris Larkin mengatakan bahwa koreksi pasar saham belakangan ini menciptakan titik-titik alami bagi para pelaku pasar, yang membuat inteks Nasdaq menguat hari ini.

“Jangan lupa bahwa kurang dari setahun yang lalu pedagang menafsirkan salah satu peristiwa makro negatif terbesar dalam sejarah pasar sebagai peluang untuk beli, jadi tidak ada alasan untuk berpikir sebaliknya mengingat semua sinyal positif di sekitar kita hari ini,” kata Chris seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini