Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berencana unutk menerbitkan saham baru dengan total target penghimpunan dana Rp5 triliun.
Wakil Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menyampaikan perseroan membutuhkan modal yang sangat kuat untuk dapat terus ekspansi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) terutama program sejuta rumah.
Oleh karena itu, kebutuhan modal khususnya pada modal inti tier 1 menjadi sangat penting untuk mendukung program kerja jangka menengah.
"Kebutuhan kami sebanayak Rp5 triliun. Itu mungkin terealisasi 2022. Kami harapakan dari pemegang saham dwiwarna yakni pemerintah 60%
dan sisanya dari masyarakat," sebutnya dalam konferensi pers BTN, Rabu (10/3/2021).
Dia menyampaikan manjemen telah berdiskusi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN. Perkembangan saat ini masih sangat tentatif. Namun, proses penyuntikan modal akan melalui HMETD dan ada opsi bahwa pemerintah tidak akan menggunakan haknya.
"Memang kami diminta untuk menakar probalitas pemerintah ikut semua atau tidak ikut semua. Namun, kami tetap berharap pemerintah tetap memesan efek terlebih dahulu, sehingga porsinya tetap bisa dipertahankan," sebutnya.
Adapun, RUPST BTN memutuskan untuk menahan semua laba bersih tahun buku 2020. Emiten berkode BBTN ini membukukan laba bersih senilai Rp1,6 triliun pada tahun lalu. Raihan ini naik 6,7 kali lipat dari 2019.
Peningkatan pendapatan masih dapat dilakukan dengan ekspansi kredit terukur sambil menurunkan beban dana pada tahun lalu. Mitigasi risiko dapat dijalankan di tengah mencetak laba untuk penguatan modal kinerja ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel